02 February 2016

my 'small' journey to Brunei Darussalam



Hai,
Ini oleh2 dari trip ke negara tetangga ASEAN - Brunei - semoga info2nya bermanfaat ^^
Foto2nya nyusul diposting yaa..  Cheers :)
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Travel date: 2-4 Oktober 2015



Destinasi: Bandar Seri Begawan (ibukota Brunei Darussalam)

Biasa disingkat Bandar dlm percakapan sehari2 dgn warga lokal



Cara mencapai dr Jakarta:

Pilih pesawat aja kayak gw yaa.. total 4 kali turun naik pesawat ^^

Jakarta -> Kuala Lumpur -> Bandar Seri Begawan (BWN) pp -- all by Air Asia

*alternatif kalo mau melipir ke Kota Kinabalu dulu bisa JKT-KK by Air Asia lanjut dgn ferry ke BWN

*dari Singapore jg ada flight AA ke BWN



Visa: bebas tinggal selama 14 hr utk WNI [kebijakan sesama negara ASEAN]

*Di pesawat akan dibagikan kartu kedatangan/keberangkatan, keterangan kesehatan & custom card



Mata uang: Brunei Dollar/BND:
Biasa disebut 'ringgit' dlm kehidupan sehari2 di Brunei

1 BND setara dgn 1 SGD

*Kalo mau beli BND di Jakarta, bisa coba ke VIP Menteng



Stop kontak listrik: sama dgn Malaysia

*jgn lupa bawa colokan kaki tiga/converternya



Transportasi di BWN:

Bis

Bentuknya Minibus (semacam elf panjang) kapasitas 22 org;

Tiket bis (bilang 'bas' biar nyambung sama warga lokal) jauh dekat: 1 BND

*Dari bbrp kali naik bas di BWN, blm pernah ngga dapat kondektur bukan TKI :)

Kalau yg jadi supirnya TKI, baru sekali, sisanya WN India/Bangladesh.

(Seneng deh berasa kayak naik angkot di Jakarta ajah..)


Terminal bis di BWN (Bandar bus terminal) berlokasi di Jalan Cator.

*Ngga usah kawatir, plang rute bis kemana aja cukup jelas disetiap platform tempat bis mangkal;

*Bis ke Bandara: warna hijau muda no 23 & 24

(tp selalu naik #23 pas datang & kembali Bandara)

*Bandara ke terminal bas Bandar sekitar 1 jam lebih diluar waktu nunggu bis dateng.. tunggu di pelataran pintu keluar Departure (ingat ya bukan di Arrival)

Sebaliknya dari terminal bis Bandar ke Departure Bandara hanya perlu waktu 20-25 menit saja



Perahu bermotor (water taxis)

Infonya 1$ one way jg

*pengamatan pribadi, agak serem krn ngebut & ga disediakan pelampung :)

*turis Indonesia ber 6 bayar 7$ diantar tur ke Kampung Ayer



Penginapan di BWN:

Menginap di PUSAT BELIA youth hostel
Alamat: Jalan Kampong Berangan, Bandar Seri Begawan, Brunei
Per malam hanya 10 BND; fasilitasnya: kamar mandi luar, shower air dingin, tanpa sarapan, ber-AC & tersedia kolam renang! (kurangnya ngga ada wifi)

*Hostel populer dgn kamar female dorm mulai dari 4 beds.

*lokasi dipinggir jalan raya besar

*dekat ke Kianggeh market, Gloria Jeans cafe

*sekitar 10 menit jalan kaki ke terminal bas Bandar

*dilewati bis dari berbagai arah termasuk dari Bandara

*free flow air dingin & panas, ambil di kafe PB



RESERVASI Pusat Belia bisa via Whatsapp :)

1) Mohd Firdaus bin Abdullah (Supervisor PB): +6738873066

2)Mohd Noramizul bin Haji Serbini (Assistant): +6738998852

*reservasi gw ke Pak Firdaus konfirm ok

*di loket ruangan reservasi, ditempel jam kerja petugas reservasi:

8-12AM & 1400-1630PM

*Ruangan reservasi ngga pernah ada org stand by di hari Sabtu-Minggu



Selain itu ada hotel Brunei, hotel Jubilee, hotel Radisson, hotel Terrace...

*Penginapan terdekat dgn terminal bis:

- KH Soon Budget Inn

- Hotel Brunei



Makanan:

Khasnya nasi Katok: nasi putih, ayam goreng, sambal

Harga: 1$

*gitu doang ngga ada lalapannya, kalo minta sayur tambah 50cents

*disalah 1 restoran kalau eat-in tambah 50cents jg

Yg terkenal se-Bandar ada di restoran Nasi Katok Mama;

*alamat: Kampong Kiulap, Bandar Seri Begawan, Brunei; dekat banget dgn terminal bas Bandar

*Kalau yg lain kebanyakan ayam goreng biasa disini ayamnya mirip ayam original KFC & sambelnya enak (note: kalo gw bilang enak itu artinya ngga pedas ^^)

*siap2 antri kalo datang pas jam makan siang/malam

Nasi Katok ala Indonesia: belilah ke warung di terminal bas Bandar

*harga 1$

*penjualnya Ibu2 Indonesia

*kenapa ala Indonesia? krn dikasih sayur terong balado :)



Lokasi tempat makan lain di Bandar:

Kianggeh waterfront: semacam food court open air dgn view sungai

*tersedia masakan Indonesia spt bakso (3$), soto ayam, sate ayam..

*lokasi lurus setlh pasar Kianggeh, ketemu per3an jembatan nyebrang, food court ada disebelah kanan

Tamu Selera food court

*lokasi kearah Radisson Hotel, diseberang hotel Terrace

*dekat dari Royal Regalia

*ramenya malam

Di gedung terminal bis Bandar lt 2;

Di jalan2 sekitar terminal bis Bandar;

Di kafe hostel Pusat Belia: harga & menu standar;

Di food court The Mall;

Di mall Yayasan SHB



Wisata di Bandar Seri Begawan

Mesjid Sultan Omar Ali Saefuddien

Mesjid Jame’ Asri Sultan Hassanal Bolkiah

Museum Royal Regalia

Museum sejarah Brunei

Istana Nurul Iman (walau foto gerbangnya aja)

Waterfront

Monumen Dirgahayu Sultan

Menara jam di perempatan gdg kantor pos

Kampung Ayer

Pasar Kianggeh

Kompleks Mall Yayasan Sultan

Taman Sultan Omar

The Mall



*Hampir semua bisa dicapai dgn berjalan kaki sj jika menginap di pusat kota Bandar.

*Naik bis #01 utk ke Mesjid Jame' Asri SHB & The Mall; warna bis nya ada ungu, biru muda

Dan masih banyak lg.. kalo msh ada waktu bisa eksplor Mesjid2 lain, pantai & taman2 lainnya



Souvenirs from Brunei

Jenis2nya standar spt kebanyakan negara lain, hanya harganya berasa tinggi jika dibanding dgn negara2 tetangga lainnya di ASEAN (mungkin sama Myanmar mirip2 harganya)

*gantungan kunci, magnet kulkas, postcards, kaos, pajangan, stationary, tas...
*Harganya sama aja dari di kota sampe ke Bandara

*tempat beli souvenirs:

Bandara, Departure Hall, tokonya pas sebelum pintu masuk ke Boarding area;

Mall Yayasan SHB;

The Mall;

Salah 1 toko di jalanan depan waterfront (kira2 sebrangan dgn lokasi monumen dirgahayu)



Supermarkets

Kebetulan hobi gw ke supermarkets kalo di luar Indonesia :)

* Ada di mall Yayasan &The Mall;

*sisanya macam Minimart ada di sekitar terminal bas Bandar (jgn bayangin Alfa/Indomaret dll, minimart disana lbh mirip toko kecil)


















05 December 2011

Experience New Zealand, My Way - JOURNAL


The way I experience New Zealand ...
 
Prolog
My departure - 15 May 2010
I was using Thai Airways to fly from Jakarta to Auckland with transit in Bangkok.
I got a promo ticket fare while browsing several choices of airlines which serve route to New Zealand. Thai airways has a great service – more better that what I experienced when using M*S last year.
Left Jakarta shortly after noon at 12:35 and arrived Auckland the next day at noon, it’d been another long-haul journey for me again after 14 hours flight to Europe last year.
I got seated by myself; I already reserved for a Moslem food when booked my ticket through its website – my 1st meal was at lunch consists of rice, rendang and capcay vegetables for the main dish. Side dish consists of small round bread, butter, a marble cake and fruit salad (cucumber, papaya, yam, pineapple and a sawi vegetable).
Some extra stuffs which were given also aboard - the newspaper, salty-peanut snack and a set of headphone in small purple pouch.
Transit in Bangkok;
On the departure, my transit time was around 3,5 hours inclusive of boarding time.
What I didn’t know before was that if I tried going out to the city while on transit, I would’ve gotten charged of 700 THB.
Suvarnabhumi airport was cool and provided free WiFi for 15 minutes only. Just get the password in the airport information booth; pre-registering your passport details.
On my way to Auckland;
We had to use a shuttle bus to get to the aircraft. My seat was again nice; seated in aisle with another lady by the window & empty seat between us.
Our pilot announced that our journey would be about 10 hours & 15 minutes with possibility having turbulence along the way.
My dinner was another Moslem food with rendang again. Added with prata which happened to be stiff, a shrimp salad and a very sweet pudding.
I then had so much fun watching about 3 movies in a row.
Until breakfast time came; it was the Western one with cheese-omelette, croissant and some fruits.

Finally, time to get ready for our landing in Auckland as we’re 1 hour ahead of the original schedule!

I’M IN OCEANIA!!




16 February 2011

India: My Incredible Winter Journey - THE JOURNAL

 India: My Incredible Winter Journey - THE JOURNAL

Sekarang giliran jurnal nya nih. Semoga referensi harga & websitenya bisa membantu para calon traveller ke India ^-^.
==========================================================================
17 Des 2009 – JKT ke KUL 

Berangkat ke Kuala Lumpur dgn pesawat Malaysia Airlines. Agak gaya sedikit tapi harap dimaklumi krn ini hanya masalah harga. Daripada harus bayar 900ribu rupiah naik Air Asia, mendingan bayar 87 USD tapi pakai MAS kan! Ha3.
Urusan check-in dsb. di Bandara Soeta lancar, untung aja soalnya kita sampai agak mepet krn ngga sangka kalau Jalan Raya Pasar Minggu itu macet! Plus sempat kelewatan turun ngga di Terminal keberangkatan internasional.Hi3.
Rucsac sy beratnya 12 kilo nih, mantap.

Dari KLIA kita naik bis Airport Coach langsung ke KL Sentral, harganya RM 10.
Dari KL Sentral, kita naik taksi atas permintaan Jeng Anna, he2. Beli vocer taksi seharga 12 RM ke Bukit Bintang.
Sy & Anna menginap di Hostel Red Palm, Bukit Bintang, http://www.redpalm-kl.com/
Kita ambil kamar double bed seharga RM 75/malam, termasuk sarapan pagi, gratis wifi & 1 jam internet, kamar mandi luar dgn air hangat & dikasih handuk.
Selesai beberes, malam ini kita ke mall Pavillion KL krn sy mau ketemuan dgn temen Malaysia yg tinggal di KL juga, Linda. Sekalian makan malam barengan di Republic food court. Setelah Linda pulang, gw & Anna masih lanjut ke BB Plaza & mampir lagi ke KFC sebelum balik ke Hostel kita.

18 Dec 2009 – Malaysia ke India
Me & my luggages @ LCCT

Dari Hostel ke KL Sentral kita naik taksi lagi, dapat supir yg mau dgn harga RM 10. Lanjut dgn Aerobus RM 8 ke LCCT.
Ketemuan dgn Fidi & Yana langsung disini & makan siang di Garden food court.
Seru nih kita mau mulai perjalanan ke India! ^-^




Pesawat AA kita delay! Harusnya berangkat jam 14:30 menjadi take-off jam 16:25 (waktu Malaysia). Alhamdulillah, pesawat kita mendarat di bandara Netaji Subhash Chandra Bose, Kolkata jam 17:25 waktu India, dgn selamat.

Ada yg ngga biasa: sekitar 15 menit sebelum mendarat, kabin pesawat kita harus disemprot dgn cairan desinfektan dgn alasan prosedur keselamatan India. Hebat!

Hello, Kolkata! <ARRIVAL INDIA>
Turun pesawat, masuk ke terminal kedatangan, turun eskalator & disambut dengan antrian panjang menuju konter imigrasi. Dengan keadaan yg serba nggak jelas mau mulai ngantri dari bagian sebelah mana, kami berempat mulai cekakak-cekikik. Suasananya India banget. Banyak banget manusia, diantaranya wanita-wanita berpakaian saree yg warnanya bagus2 & mendengar bahasa yang amat sangat asing.

Antrian panjang ini ternyata berujung di meja lapor kesehatan. Disini, kami hanya harus menyerahkan kartu kesehatan yang sudah diisi dalam pesawat dan melewati detektor suhu badan. Klu lagi demam bakalan ketauan, langsung dikarantina sama petugasnya.

Berikutnya, baru terlihat loket-loket imigrasi. Persis model imigrasi Indonesia, tanpa kaca atau penghalang langsung dgn petugas. Sampai ke penulisan Foreigner yang seadanya.

Urusan imigrasi kami ber 4 lancar. Lanjut ke area pengambilan bagasi. Keadaan areanya sangat sederhana, mirip2 dgn terminal domestik di bandara Mataram, hehe…Belt nya sudah ngga mutar lagi. Bagasi kita digeletakin di lantai, ngga jelas knapa, mungkin petugas Air Asia nya sudah bosan nunggu kita muncul.

Setelah bagasi lengkap ditangan pemilik masing2, saatnya sekarang cari loket taksi prepaid. Tips menghindari taksi tanpa argo di India adalah dgn menggunakan prepaid taxi. Petugas di loket nyebelin, kurang ngasih kembalian gw tapi dia ngga mau bilang apa2. Harga vocer menuju hostel kita INR 240.
Tips selanjutnya adalah utk selalu menghitung kembalian yg diterima saat bertransaksi apapun di India.

Keluar dari area kedatangan, bingung lagi krn ngga tau dimana taksinya berada. Waktu ada yg ngasih tau, kita ngga mau langsung percaya. Hihi.
Taksinya Kolkata warnanya khas; kuning kombinasi hitam. Mobilnya model lama, tipe Austin (?). Jadul banget rasanya, ha3.
Dgn semangat gw duduk didepan, ngga taunya nyesel & ngga mau ngulang lagi. Serem banget cara bawa mobilnya! Klu ada orang nyebrang malah ngga ngerem sama sekali. Duh, India!

Perjalanan ke penginapan yg kita pilih cukup lama, sekitar sejam. Kita sudah reservasi kamar di Sunflower Guest House, www.sunflowerguesthouse.com/index.html, referensi dari Lonely Planet. Bangunannya ngga kayak hostel walaupun ada 5 lantai. Ada lift  tapi kayak lift buat barang, pakai terali segala. Kita terpesona jadinya. Ada petugas hotel yg nganter kita setiap mau naik-turun. 

Kita turun di lantai 4 & mesti sambung tangga ke lantai 5, lokasi resepsionisnya.
Prosedur check-in disetiap penginapan di seluruh India sangat ribet, dgn alasan keamanan negara. Setiap tamu hostel harus isi semacam log book (berbentuk buku folio besar) yang disediakan hostel. Isiannya banyak! Dari mulai nama, nomor paspor, nomor visa, negara asal, dari mana, menuju kemana, sampai dgn keperluan apa, menginap dari & sampai kapan.
Ampyun! Menurut staf hostel, secara regular akan ada pemeriksaan mendadak dari kepolisian India untuk mengecek log book & pihak hotel akan didenda besar jika administrasinya tidak lengkap, pantesan!

Sy & Anna reservasinya di kamar non AC, terpisah dgn Fidi & Yana yg reservasi kamar AC. Lokasinya pisah jg; Mereka di lantai 5, kita dilantai 2. Kamar non AC harganya INR 750; double-bed, kipas angin, kamar mandi dalam lengkap dgn air panas, ember, gayung & kloset duduk & tanpa sarapan. Kondisi bersih.

Hostelnya ngga punya fasilitas restoran jadi kita terpaksa keluar utk nyari makan malam. Nanya dgn manajer hostel yg tadi nerima kita di lantai 5, dia kasih tau ada restoran India diujung jalan ini. Dia juga bilang kalau diluar masih aman jam segini (jam 9an malam). Keluar hostel, belok kanan, jalan kaki sampai ujung jalanan, belok ke kiri. Ketemu restorannya, tapi agak ragu mau masuk krn keliatannya khas India banget & bakalan mahal. He2.
Lanjut jalan kaki sedikit, nengok kekanan, hore ada plang Mc D! Selamatlah perut2 kami malam ini! Masuk Mc D aja ada security khusus yg akan periksa tas kita dgn teliti.  
Menu nasi ngga ada di India, tapi porsi kentang gorengnya lebih dari cukup kok. Di India, jarang ada menu makanan daging apalagi dari sapi sehingga daging burger di Mc D juga dibuat dari kentang dgn rasa khas curry.

Situasi diluar ngga terlalu menyenangkan buat kita yg cewek semua; banyak pengemis yg maksa minta uang (sampai berusaha utk narik baju atau tangan kita; serem!). Satu hal yg membuat saya kagum adalah walaupun struktur trotoarnya tidak sempurna (batako yg hilang disana-sini) tapi berukuran lebih besar & bersih dari kaki lima. Ada warung rokok berukuran lebih kecil dari warung rokok yg biasa ada di JKT. Dan jangan harap ada mini mart! Sehingga akhirnya kita beli aqua botol di warung rokok tadi.

19 Des 2009 – Kolkata sightseeing
The four musketeers @ Flury's :) -Yana, Fidi, Seli, Anna
Paginya, kita mau sarapan di Mc D tapi waktu sampai disana belum buka.  Pilihan terdekat yg kita temukan yaitu kafe Flury’s. Sekilas kafe ini memang didisain utk turis dgn menu sarapan internasional. Termasuk rekomendasi di Lonely Planet India. Harga2nya sudah pasti diatas harga backpacker, he2.
Tapi berhubung harus isi perut, saya pesan sandwich & cappuccino.




Rencananya, kita mau ke Victoria Memorial dgn berjalan kaki. Ternyata jaraknya cukup jauh melewati sebuah perempatan besar & sungai yg berfungsi sebagai tempat cuci pakaian masal. Dgn berjalan kaki, lebih banyak yg kami bisa lihat & foto tentunya. Tentunya, kami ketemu dgn orang India gila/tidak waras dijalanan; rasanya pengen lari aja saking ngerinya! 
Kami juga sempat melihat sebuah monumen patung Gandhi ditengah perjalanan. Dan betapa lalu lintas disini ramai & tidak teratur, persis di JKT aja. Ha3. Sampai ke kondisi bis2 umum yg kebetulan lewat: lebih bobrok dari metromini/kopaja, asap knalpot hitam & berhenti di sembarang tempat!
Kami akhirnya sampai di Victoria Memorial. Loket tiket ada diluar gerbang. 
Tiket masuk utk turis asing INR 150. Nanti di gerbang, tiketnya diperiksa oleh penjaga disana. Hmm, penjaganya bilang saya tidak boleh bawa masuk plastik. Krn memakai bahasa India, saya diterjemahkan oleh turis lokal yg kebetulan mau masuk juga. Padahal plastik itu ukurannya kecil buat bungkus agenda jalan2 saya; tapi krn ditaro dikantong luar ransel jadi terlihat deh.

Halaman disini luas & asri. Kita jalan terus menaiki tangga menuju pintu masuk gedung. Lagi2 penjagaannya yg super ketat. Isi tas kita diperiksa & waktu melewati x-ray, handphone harus dalam keadaan mati. 
Buat saya, museum didalam tidak terlalu menarik, mungkin karena penataan koleksinya yg sangat sederhana. Jadi saya cukup keliling sekali lalu duduk menunggu yg lain selesai. Selain kami berempat, tempat ini penuh dgn turis2 lokal.

Setelah kembali berada diluar, kita berfoto2 dulu di bagian tangga gedung. Gedung ini warnanya putih, jadi kalau mau kesini pakailah baju berwarna kontras biar foto kalian terlihat menarik! he3.

Kembali kearah hostel melalui jalanan yg sama & meneruskan menjelajah jalanan yg dilewati tadi malam dgn lebih baik. Kita bertemu dgn restoran KFC kali ini jadi sekalian makan siang disini. Di KFC tersedia menu nasi tapi bukan nasi pulen putih seperti di Indonesia; anyway, rasa nasinya normal tidak berbau curry walaupun tetap dikasih kuah curry ditempat terpisah.

Dari KFC, kita mau cari toko buku Oxford. Lokasinya dijalanan yg sama dgn Mc D. Toko buku ini ngga besar tapi koleksi bukunya banyak. Yg bikin ribet, tas harus dititip!
Perkiraan bahwa harga buku Lonely Planet akan lebih murah, ternyata salah! Sama juga dgn buku2 berbahasa Inggris lainnya. Mungkin harus ke toko buku lain buat cek harga.

Kolkata ke Delhi
Jam 3 sore kita balik ke hostel lagi buat ambil tas masing2 & langsung cabut ke Bandara. Taksi yg mangkal didepan hostel ngga mau pakai argo, kita coba tawar tapi hanya kurang dikit jadi INR 230. 
*kali ini sy ngga mau lagi duduk didepan, hi3*

Bangunan Terminal domestik terihat sederhana saja. Ruang tunggu didalam tidak terlalu besar & hanya calon penumpang yg akan berangkat yg boleh masuk. Di pintu masuk setelah penjaganya cek tiket kita, ada mesin x-ray buat periksa badan & bagasi masing2.
Ternyata suasana didalam ramai!

Dari ruang tunggu ke konter check-in, dibatasi oleh mesin x-ray lagi. Dan kita hanya boleh masuk ketika jadwal check-in dari pesawatnya sudah ada dipapan. Kita akan ke Delhi dgn pesawat Indigo: www.goindigo.in yg jadwal berangkatnya jam 19:45, jadi kita baru boleh check-in nanti jam 17:30.

Kita menunggu loket buka sambil duduk2 ngelurusin badan & kaki ^_^. 
Urusan safety di India emang jempol banget deh. Prosedur dari mulai check-in sampai naik pesawat, kurang lebih sbb.
Pertama, tas kita yg akan ditarok di bagasi harus di x-ray lebih dulu. Setelah di x-ray, tas tsb langsung diikat dgn tali berwarna biru muda bertulisan Indigo oleh petugas2 yg cukup mahir. Mengingat area ini sangat sederhana, ngga kebayang kalau musim liburan di India seperti apa penuhnya antrian peduduk lokal dgn bagasi2 mereka yg besar2 itu!

Setelah itu kita menuju ke konter check-in Indigo; disambut dgn pengumuman yg tertulis di whiteboard bahwa pesawat menuju Delhi delay 1 jam! Hiks.
Kita akhirnya kembali keruang tunggu yg dekat dgn area cafe. Enak juga jadi orang2 yg berbahasa asing buat penduduk lokal krn mereka ngga tahu apa aja komentar2 kita! Ha3.

Setelah konter Indigo dibuka, kita pun segera mengurus kelengkapan administrasi seperti paspor & e-ticket. Penting: kartu kredit yg dipakai pada saat mem-booking online tiket Indigo HARUS dibawa & diperlihatkan pada saat check-in.
Kalau tidak dibawa, kejadiannya bakalan sama dgn yg dialami oleh Yana, temen seperjalanan kita. Untung ada penyelesaian yg logis! Petugasnya bilang, Yana harus beli tiket baru dibayar dgn uang tunai saja di konter sales Indigo. Harganya tetap sama kok & tiket yg terbeli dgn kartu kredit akan direfund. Kita semua sempat tegang akhirnya lega setelah ada solusi terbaik seperti itu.

Sewaktu di konter check-in, kita dikasih tag utk dipasang di tas2 yg dibawa kedalam kabin. Ternyata, kalau di India, urusan tag ini penting banget!
Setelah ini kita duduk diruang tunggu boarding. Tiba waktunya utk proses boarding ala India yg lumayan ribet. 
Semua bawaan ke kabin di x-ray lagi! Dan pemeriksaan utk penumpang disini teliti banget.  Pemeriksaan antara cewek & cowok dipisah. Nah, ini unik banget! Utk yg cewek, pintu sensornya ditutup korden & didalam sudah ada petugas cewek; jadi badan kita emang harus diraba kalau di India. Hi3. 
Didalam 'korden' petugasnya sekalian men-cap tag yg terpasang di tas kita masing2, selain pastinya memeriksa boarding pass & paspor.

Setelah itu kita ngantri di depan pintu gate 2A. Ngantrinya sangat beradab!
Setelah pintu terbuka, barulah kita tau kalau ini bukan masuk kedalam pesawat melainkan kedalam bis menuju pesawat. Antriannya tertib banget; ngga ada tuh yg dulu2an masuk kedlm bis ala di Indo (ehm!).
Sebelum kita masuk dalam bis, kedua petugas Indigo yg berdiri di pintu akan memeriksa tag yg tadi! Yana, sekali lagi, nyaris kehilangan tag-nya. Sy sendiri juga bersyukur ngga kepikiran utk merobek atau bahkan membuang tag tsb. Mana kepikir sih bakalan diperiksa lagi!

Pertanyaannya sekarang, kapan boarding pass di cek?
Sampai di bawah tangga pesawat, barulah ada petugas Indigo yg merobek lembaran boarding pass kita. Pertanda penumpang2nya sudah 99% safe! Ckckckck...

Delhi’s arrival
Didalam pesawat, kita mengagumi interior pesawat Indigo jenis Airbus ini yg masih terlihat baru. Kayaknya gw baru sekali deh naik pesawat yg kursinya akan ikutan terjun bareng penumpangnya dalam keadaan darurat. Keren aja kan. Ada jualan makanan & minuman seperti di Air Asia lho ternyata. Finally, kita take off Kolkata jam 20:55.
Ternyata jauh juga jarak Kolkata ke Delhi. Hampir jam setengah 12 malam pesawat kita baru mendarat. Turun dari pesawat, kita pakai bis lagi menuju ke terminal kedatangan domestik di bandara Indira Gandhi In'tl
Alhamdulillah, semua bagasi kita aman & lengkap. Hore, kita udah sampai di ibukota India nih ^_^.

Akomodasi & sekaligus jemputan sudah dipesan dari JKT via email; namanya Hotel Ajanta, www.hotelajanta.com/aboutus.htm. Temperatur di Delhi malam ini 14 derajat Celcius aja, brrr...dingin!
Sampai di Hotel, seperti biasa, urusan administrasi log book! Kita diminta mengisi data2 didalam sebuah ruangan, mungkin ruangan Managernya & sambil menunggu, kita dijamu minuman ‘chai’. Enak!
Kamar yg kita reservasi utk 4 orang seharga 4000 INR plus 20% tax; mahal ya tapi daripada resiko. Tempat tidurnya 2 buah queen size, ada AC, kamar mandi dalam & ngga dapat sarapan.

Beberes, bebersih & akhirnya baru tidur jam 2 pagi!

20 Des 2009 – Delhi sightseeing
Paginya kita milih utk sarapan di hotel aja karena belum tahu medan perang, he3. Pesan buffet yg harganya lumayan mahal; INR 200, tapi kita bisa makan sepuasnya.
Lalu kita mutusin utk ambil paket tur seharian dgn mobil sedan yg ditawarkan hotel Ajanta, harganya INR 1000 buat 4 orang selama 8 jam. Ngga mahal lah demi mengejar waktu melihat obyek turis yg ada di Delhi.

Kita mulai jam 11 pagi, mobilnya sedan biasa banget yg udah pasti ngga ada di JKT. Gw tetap ngga mau duduk didepan, hi3.
Langsung menuju tempat pertama (yg mestinya di skip aja): Birla/Laksmi Narayan Temple.
Ditempat ini kita ngga terlalu lama, soalnya ngga ada yg terlalu istimewa. Kita motret aja seadanya yg menarik & unik.
Taman rapih didlm komplek Red Fort
Tempat kedua: Red Fort; wajib nih! Kompleksnya besar & ada taman didalam. Beneran luas deh, tapi bersih & rapi. Pengunjung bisa duduk2 diatas rumput. Tapi bukan piknik! Nampaknya benar, selalu ada aturan tdk boleh bawa makanan & minumam utk masuk obyek wisata di India. Tiket masuk utk turis asing INR 250
Enaknya bayar lebih mahal, antriannya juga ngga di loket yg sama dgn orang lokal. Mau masuk & keluar ngga perlu desak2an. That's a good thing in India!
 
Tupai lucu di komplek Qutb Minar
Tempat ketiga: Qutb Minar; ini juga wajib. 
Lokasinya paling jauh dari tengah kota. Tiket masuknya INR 250 juga.  
Gw ngga bisa berkata2 saking kagumnya dgn obyek wisata yg 1 ini. Ada menara dgn kaligrafi Al Qur'an! Amazing.
Kita foto2 sepuasnya didalam. Juga bareng tupai2 India. He2. Ngga nyangka bakalan ketemu tupai2 yg keliaran bebas didalam.

Kita cuman berhasil dapat 3 obyek wisata nih, mungkin karena berangkatnya udah kesiangan. Ada beberapa ruas jalan yg kita lewatin macet, persis kayak di JKT, semrawut.
Waktu mau masuk ke Red Fort, kita sempat pakai kendaraan gerobak yg ditarik orang itu lho. 1 gerobak berdua. Murah banget. Agak ngeri sekaligus ngga tega yak tapi supir kita yg 'maksain'. Dia parkir mobil diseberang kompleks & sebenarnya kita bisa jalan kaki seperti waktu kita balik ke mobil.
Selain itu, kita sempat dimampirin ke sebuah toko suvenir saree, padahal kita udah bilang ngga usah. Jadi kayaknya emang keharusan deh. Didalam toko kita terbengong2 dgn harga2 saree yg kalau dirupiahin sampai berjuta2. Gw pribadi sih mikir kalau sesuatu yg pantas gw beli berjuta2 itu mungkin kebaya & kain batik aja ya.. Kita disini sekitar 15 menitan.

Karena disini sedang musim dingin, tau2 diluar udah gelap & temperaturnya ngedrop.
Sampai di Hotel udah jam 7 malam. Pas keluar mobil, berasa dingin bangets. Krn udah kelaperan, kita langsung cari restoran didekat hotel & ketemu semacam rumah makan yg sederhana; semacam warteg. Sy pesan nasi & chicken butter. Nasinya pera & porsinya sedikit banget. Ngga sesuai dgn harganya; bisa disimpulkan dia ngasih harga turis ke kita!

Keluar dari restoran menuju hotel, gw malah baru berasa kedinginan sekarang, aneh! Yg lain ngajakin jalan2 liat sekeliling. Tapi sy langsung masuk ke hotel aja & nyewa internet; sejamnya INR 30.
Malam ini bebersih & packing!

21 Des 2009 – Menuju Shimla

Kita bangun pagi krn jam 6:30 sudah harus siap di lobi. Pihak hotel ngasih anteran gratis ke New Delhi Railway Station (NDLS). Jaraknya dekat aja, ngga sampe 10 menit udah sampai di parkiran stasiun. Karena lagi musim dingin, jam seginipun diluar belum terlalu terang.

Inilah awal perjalanan kami dgn kereta India. Semua tiket kami pesan via online dari Jkt. Bisa pakai kartu kredit Indonesia - saya sudah buktikan utk 13 kali naik kereta di India, semua tiketnya saya booking di Jkt via www.irctc.co.in.
Diatas kereta, tinggal tunjukkan print out konfirmasi booking tiket yg dikirimkan ke email, kepada petugas pada saat pengecekan tiket.
Acuan lain utk sistem kereta di India, bisa dilihat di:


Delhi ke Kalka
Stasiun NDLS lumayan besar & memiliki platform/peron dalam jumlah banyak - sampai belasan. Dilantai bawah, ada ruang tunggu beserta loket2 pembelian tiket. Terdapat papan informasi jadwal kereta dalam digital & berukuran besar di ruang tunggunya, mengingatkan sy dgn papan info yg sama di stasiun2 kereta di Eropa. Please jangan tanya kalau dibandingkan dgn stasiun Gambir! Ha3.

Untuk menuju sebuah platform, kami harus naik ke lantai atas & kemudian turun via tangga biasa ke peron tujuan. Disediakan eskalator dari ruang tunggu menuju ke semacam jembatan dilantai atas.
Menuju Shimla dari Delhi, kami akan naik kereta Shatabdi Express dgn tujuan Kalka. Dijadwalkan berangkat jam 7:45 dari platform no 2. Kita beli kelas CC (Chair Class) yg AC; harga tiket one way nya ngga sampai IDR 100ribu per orang. 
Krn kita belum sarapan, jadi tertarik mau jajan burger ala India disalah satu kedai yg ramai diserbu penduduk lokal. Rasanya ngga enak krn rotinya keras & dagingnya diganti kentang hancur dgn bumbu curry lg. Hiks. Tapi samosa-nya lumayanlah, mirip pastel cuman ada rasa curry.
Minuman gratis
Koran bhs Inggris & snacks (compliments)
Kereta kita datang! Masuk kedalam...wah ternyata keren! Ukuran gerbongnya luas ya, tempat duduknya aja sistem 3-2. Tempat taro tas ada diatas kepala. Dihadapan kursi masing2 ada tempat taro minuman & baki makanan. Mulai deh kita komentar2 membandingkan dgn apa yg Indonesia punya.
Kejutan pertama: setelah kereta mulai jalan, staf gerbong membagikan masing2 penumpang - termos air panas, teh & gula saset, permen, biskuit & koran berbahasa Inggris <tentunya orang lokal milih yg bahasa Hindi>. 
Koran disini banyak jenisnya; halamannya tebal2 & harganya cuman antara 2-6 Rupee: which is less than IDR 1500, can you imagine!!
Kejutan kedua: dibagikan makan pagi – terdiri dari roti, butter, selai & omelette. Mantap!
Termos air panas yg tadi diambil & diganti yg baru; lengkap dgn saset teh, gula & creamer baru.
Huaaa... berapa harga tiket kereta di Indo utk mendapat servis kayak gini ya??

Kereta sampai di Kalka jam 12:10 siang; lewat dari jadwal namun tetap ditunggu oleh connecting train kita selanjutnya menuju Shimla. Untungnya kereta tsb berada di platform sebelah doang, jadi ngga pake lama pindahannya.

A view to Shimla by train
Kalka ke Shimla
Kereta yg ini kelasnya CC lagi dgn harga tiket yg lebih murce; ngga sampe IDR 40,000 per orang. 
Kita dapat tempat duduk yg saling berhadapan. 
Perjalanannya cukup panjang tapi kita ngga terlalu bosan krn terhibur oleh pemandangan diluar. Bukit & hutan kering.
Menuju Shimla dgn kereta akan melewati 103 terowongan & 2 diantaranya panjang shg cukup lama gelap2an.
Lucu deh penumpang2 India digerbong kelas 2 langsung teriak histeris setiap kali kereta masuk terowongan; kita jadi puas ketawa-ketiwi.

Sampai di stasiun Shimla jam 18:30 malam. Sekarang, suhu diluar udah dingin lagi; 8 derajat Celcius aja. Untung gw pakai jaket plus polar & kupluk. 
Diluar stasiun, kita cari loket prepaid taxi; harganya INR 100 sampai ke lift utk naik keatas.
Jadi, utk menuju ke Shimla bagian kota yg lokasinya diatas, kita bisa lift. Bayar INR 7/orang utk 2 kali ganti lift.
Lokasi Shimla memang tertutup utk semua jenis kendaraan. Sayang, sy ngga bisa cari tahu bagaimana penduduk lokal bisa sampai diatas tanpa lift!

Keluar dari lift, kita jalan disemacam hall yg pasang banyak poster Mas Hrithik Roshan & Shahrukh Khan. He3.

Keluar hall, sempat bingung mau belok ke kiri atau kanan. Mau nanya dgn orang tapi ragu krn takut dibohongin. Hi3. Tapi krn udah semakin terasa dingin & perut lapar, kita nurutin petunjuk salah seorang bapak2 yg kelihatannya bisa dipercaya.
Di Shimla, kita sudah reservasi kamar di Hotel Willow Banks; www.willowbanks.com/index.htm
- bukan hostel backpacker krn permintaan khusus dari Fidi & Yana. 
Hotelnya terlihat biasa aja dari luar tapi utk ukuran India sih cukup bagus. Kamar kita ada dilantai 5. Ada lift utk tamu hotel didalam. Kita pesan 2 kamar; masing2 berisi double-bed, kamar mandi dalam yg disainnya mewah <ada bath tub>, sofa & yg penting ada heaternya. Kamarnya luas tapi dari jendela kamar kita bukan menghadap view pegunungan; kan kita ambil yg paling murah, hi3.  

Beberes sebentar & keluar hotel buat cari makan malam. Tidak banyak pilihan kecuali sebuah restoran India didekat hotel. Sy makan tanpa selera padahal porsi makanannya besar!
Balik ke hotel, makin terasa dingin aja nih. Kita ke teras belakang hotel; dari sini bisa liat view Shimla dimalam hari. 
 
Masuk kedalam kamar, mandi & beberes. Hmm...ternyata udah bayar kamar semahal ini, heaternya ngga berasa menghangatkan seluruh ruangan! Untung ada selimut tebal; brrrr...

22 Des 2009 – Shimla sightseeing
Town Hall @ Shimla

Keluar hotel, kita cari tempat buat sarapan dulu. Ada semacam ‘warung’ nih, dekat hotel juga. Menjual aneka gorengan; dimakan bersama chai, lumayan buat ganjel perut!
Kita lanjut jalan kaki ke Scandal Point; tempat populer di Shimla utk menikmati pemandangan pegunungan Himalaya yg sekarang bersalju, nun jauh disana.
Lokasinya sangat nyaman, bersih & rapi. Bebas kendaraan bermotor & pedagang kaki lima. Enak sekali menikmati udara segar sambil melihat pemandangan cantik disini.

Sy kagum banget deh dgn pengaturan India utk obyek2 turisme mereka. Masyarakatnya juga kooperatif; mungkin perlu dicari tahu bagaimana mereka dididik utk TIDAK membuang sampah sembarangan! Soalnya tidak terlihat petugas yg mengawasi, tapi lingkungan tetap bersih.

Kita lanjut ke area The Ridge; disini tempatnya gereja Shimla. Not so bad. Krn ini icon, jadi tdk ada salahnya utk berfoto2 disini sebelum lanjut.
Di area The Mall; semua pertokoan berjejer rapi. Enak buat cuci mata. Toko2nya sederhana aja; ada toko buku tapi harganya masih terasa mahal. 
Ketemu dgn restoran Coffee House yg masuk dalam rekomendasi di Lonely Planet India. So, kita masuk & saya pesan masala dosa + kopi susu.Ngga disangka2, rasanya enak! He2.
@ Bazaar Shimla

Sekarang kita mau lanjut ke area Lower & Middle Bazaar; tempat belanja di toko2 yg lebih tradisional suasananya. Semacam pasar deh. Ternyata seru banget, berasa kayak di India banget, xixixi. Utk mencapai lokasi, kita mesti naik-turun tangga yg lumayan tinggi. Suasana pasar cukup ramai; pengunjung maupun dagangannya.

Ditempat inilah sy bertemu dgn satu macam barang yg cukup unik & mungkin cuman ada di India; gembok bulat. Setau sy, gembok biasanya kotak, tapi kalau disini bulat. Ringan. 
Sy beli buat suvenir; ngga niat dipakai saking uniknya.Harga yg dikasih cukup murah, <IDR 5000; padahal udah harga buat turis bukan?

Setelah itu, tiba waktunya utk balik ke hotel. Kita harus check-out jam 12 siang kan. 
Tas2nya dititip disini dulu sampai kita kembali nanti sore.
Keluar hotel lagi, kita makan siang di restoran India yg semalam. Sy pesan nasi Basmati & chicken butter; lumayan enak rasanya.

Kita balik ke area Bazaar lagi; sekarang suasananya semakin ramai. Seru juga liat toko2 yg jualan pashmina & saree warna-warni berjejer2 disini. 
Yana beli pashmina buat winter disalah satu toko, hasil ditawar bareng2; motifnya khas India banget dgn manik2 kaca & warna2 ngejreng.

Waktu masih tersisa, kita nongkrong di kafe lagi. Lokasinya sejalan dgn arah ke hotel. Jualan makanan momo (steamed dumplings) isi ayam. Yummy.

Setelah itu kita balik ke hotel utk ambil tas2.  
Pada akhirnya, sy ngga mau rekomendasiin hotel ini terlalu heboh, krn stafnya ngga profesional. Ngga ramah & sopan. 
Staf yg ada di front office menyuruh anak buahnya utk cek kamar kita. Hasilnya, kamar Yana & Fidi ‘dituduh’ ngambil 2 kaleng minuman coca-cola & 1 botol vodka.  
What the hell were these idiot staffs thinking ??
Meskipun hotelnya bergaya mewah, yg namanya orang India tetap India – please beware of cheating!

Keluar dari hotel, udah jam 4 sore nih jadi kita langsung menuju ke lift. 
Kali ini ngga perlu ganti lift udah sampai di tempat kmaren naik taksi. Naik taksi lagi sampai ke stasiun kereta seperti kemaren.
Sampai di stasiun, bersamaan dgn waktunya sunset. Cantik langitnya!

Shimla ke Kalka
Masih sama, kita beli kereta kelas CC lagi. Ada servis makan malamnya nih, asik kan, plus minuman teh & air mineral. 
Sayangnya tempat duduk sy & Anna menghadap kearah berlawanan dgn arah jalannya kereta. Tapi krn digerbong kita kebetulan ada beberapa bangku yg kosong, kita bisa pindah duduk deh pas kereta udah jalan.
Kita sempat ngobrol dgn penumpang lokal; tadinya gw agak sebel krn seperti biasa kalau penumpang lokal ngga mau bagi tempat utk simpan barang, padahal mrk itu kalau pergi kopernya geda!
Menu makan mlm yg sy pilih: nasi kuning & ayam gulai pakai sedikit sayuran; blah rasanya ngga keruan & bumbunya berminyak banget. Padahal udah dibantuin keluarga yg tadi buat ngomong ke petugasnya utk bilang 'no spicy & curry stuffs', hi3.

Kalka ke Delhi
Kelas AC Tier 2
Kita ganti ke train berikutnya sekitar tengah malam. Pertama kali mencoba kelas AC Tier 2 nih. 1 kabin ada 2 bunk-beds & pembatas dgn gang di gerbong hanya pakai gorden doang. Masing2 dapat 1 bantal, 1 selimut tebal & 2 lembar seprai warna putih. Hebat banget deh!
Sebagai pemisah antara 2 bunk-beds terdapat semacam meja kecil. Diatasnya ada soket listrik utk mencas hp, saklar lampu kabin & baki makanan serta lingkaran tempat utk botol minuman penumpang. Mantaps ya! Ditempat tidur juga sebenarnya ada lampu baca ukuran kecil tapi kadang bisa kadang mati total.


* Kalau aja Direktur PJKA mau nyoba naik kereta India, siapa tau Beliau dapat inspirasi membawa perubahan utk layanan kereta api di Indo *
Tempat menyimpan bagasi kita ada dibawah bunk. Ada cantelan utk pasang rantai yg terhubung dgn tas atau koper kita, lalu digembok. Di India cukup rawan ternyata, jadi kalau kesini mesti siap gembok & rantai. 
Saya juga bawa namun Alhamdulillah, 13 kali perjalanan dgn kereta di India ngga dapat kasus kehilangan barang di kereta, padahal sy jarang pasang rantai & gemboknya.

Kita mencoba tidur dgn pasang alarm di hp masing2, supaya ada cukup waktu utk siap2 sambil cari tau stasiun tujuan udah kelewat belum. He2, maklum di India, sy belum pernah denger tuh pengumuman didlm gerbong utk stasiun2 yg dilewati shg ngga bisa kira2 kapan sampai ditujuan kita.
Waktu petugas ticketing datang, kita bisa tanya dia apakah jam tiba di tujuan kita akan sama dgn jadwal semula. Kita biasanya juga minta bantuan ke petugas yg ngasih bantal dll itu utk mengingatkan, tapi masalahnya, orang tersebut ngga kelihatan dimana2 setelah bagi2 barang!



23 Des 2009 – Delhi then Agra

Kita sampai di Old Delhi train station – di Delhi ada 4 stasiun kereta jadi jangan lupa periksa ulang pada waktu membuking kereta; jangan sampai harus connecting di stasiun lain dalam waktu yg mepet.
Enaknya, dari stasiun ini kita bisa naik Metro ke stasiun New Delhi. Hey, ini pertama kali kita naik subwaynya India and it's not bad at all! Tiketnya murah, kalau dikurs masih dibawah 2000 IDR! * hiks, betapa terbelakangnya transportasi publik di JKT * 
Sampai lagi di NDLS; kali ini dgn suasana diluar yg sudah terang benderang. Hmm.. penuh dgn supir2 auto-rickshaw yg mengesalkan! Menawarkan servis dgn pemaksaan.
Kita mencari tempat utk bebersih di ruang tunggu khusus wanita (Ladies waiting room) – senangnya di India ada fasilitas seperti ini. Dan kebetulan krn masih pagi, kondisi toiletnya masih bersih & cukup nyaman. 
Note: tidak semua stasiun kereta memiliki ruang tunggu khusus wanita.

Kelar bebersih, rencana berikutnya adalah kita mau titip tas di penitipan bagasi/Cloak room.
Jangan ngebayangin jejeran loker2 seperti di Malaysia apalagi di Eropa ya! Disini hanya disediakan ruangan besar semacam gudang dgn rak2 besar yg terbuat dari kayu. Berdebu pula. 
Dan antriannya..ampun, bikin frustasi. Prosedurnya, kita isi form; lengkapin sampai ke kolom PNR (no booking tiket kereta) & no HP segala. Waktu akhirnya giliran kita masuk kedalam, kebanyakan rak udah terisi, jadi sempat muter2 cari rak kosong yg posisinya ngga di paling atas. Soalnya kita tidak ditemani oleh petugasnya. 
Akhirnya kita ber4 dapat tempat masing2; fiuh lega.

Info harga cloak room di NDLS:
10 rupee saja per tas, ngga perduli berapa besarnya, utk 24 jam pertama. Servis ini ngga selalu buka & kalaupun buka hanya 30 menit. Yg sy inget, mrk buka jam 8-8:30, 16-16:30 & tengah mlm.

Setelah itu, kita naik Metro lagi ke stasiun Chadni Chowk, pemberhentian terdekat dgn lokasi tujuan kita Mesjid Jami’. Kita harus beli token di loket tiket krn tidak ada mesin. Mengantri barengan org2 India yg kebanyakan laki2 ini cukup membuat was2.
Harga tiket Metronya sama seperti tadi - 8 INR. *dududu, ngebayangin bayar 2000 perak di JKT cuman dapat naik metromini/kopaja*.
Menuju peron; prosedur keamanan disini ternyata cukup ketat!
Calon penumpang beserta barang2 bawaannya harus di x-ray! Untunglah, antrian cewek & cowok dipisah & seperti biasa, ada gordennya. Cuman sayangnya tempat ambil tas tetap barengan jadi kudu pasang mata!

Sampai di stasiun Chadni Chowk, ketemu Mc D diluar; kita makan siang disini dulu.
Lanjut jalan kaki kearah Mesjid Jami’; sempat mampir tanya kartu perdana Vodafone tapi dikasih harganya mahal deh. Pending dulu krn takut ketipu!
Sekalian tanya arah dgn orang lokal & ditunjukkan jalanan yg lokal banget. Ha3. Soalnya kita ngga ketemu turis2 yg lain; jalanan ini melewati area2 kumuh!
Entrance Mesjid Jami'

Sampai di pintu masuk mesjid, kita malah foto2an dulu ditangga. Sempat bingung krn diminta bayaran. Tapi petugasnya akhirnya mengalah setelah kita ngotot kalau kita muslim! Tapi kita diminta masuk lewat pintu lain; pintu buat turis2 asing sepertinya. 
Kalau yg non-muslim, turis2nya mesti pakai jubah panjang warna-warni atau bermotif polkadot. Sy lihat bule2 pada keliling mesjid sambil sewa guide sekalian.

Diantara kami ber3, yg bisa sholat cuman Fidi doang. Agak ngebingungin pas mau wudhu, krn sumbernya hanya di sebuah kolam besar ditengah lapangan yg jelas2 bukan air mengalir! Waaa...Sholatnya terserah mau didalam atau diluar juga bisa krn sudah dianggap suci.
Dilarang motret! Kita2 yg menunggu bisa duduk di teras mesjid yg juga berfungsi utk tempat sholat.

Lagi asyik2nya kita ngobrol, ada anak laki2 yg masih pakai seragam sekolah tiba2 negur sy. Dia duduk didekat kita, sendirian. Bahasa Inggrisnya kurang bagus tapi masih bisa dipaksain ngobrol. Dia tanya sy: are you Japanese? Wakakkak…kocak yah. Dia bilang, krn dia sekolah milik pemerintah makanya bahasa Inggrisnya kurang bagus. Umurnya baru 13 thn. Kebetulan sy bawa beberapa stiker bendera Indonesia utk suvenir kalau ketemuan dgn member CS; sy kasih dia & Anna ngasih uang Indonesia 1000 rupiah. Anak ini ngasih ID card sekolahnya; krn sudah expired jadi dia ngga pakai lagi.

Keluar Mesjid Jami’, kita ambil pintu yg lain. Yana & sy sempat ke toilet umum & harus berlapang dada dgn kondisinya. Huaa.. Kita ngga sempat cari tahu apakah ada alternatif toilet yg lain.
Diluar kompleks Mesjid, sekarang kita jalan kaki utk menemukan stasiun Metro terdekat - Chowri Bazaar.
Suasana di jalanan yg kita lewati heboh & ramai banget. Setelah itu kita nyusur jalanan yg ada toko2 jualan gerendel, kertas, koran dll. Tapi ngga ada yg gangguin kita & hebatnya lagi, ngga ada kaki lima sama sekali! Biarpun trotoarnya sempit tapi tetap lega & bersih.
Kita (kecuali sy) sempat beli juice buah disebuah warung kecil - gaya jualannya sama persis dgn di JKT.  

Kesemrawutan kabel listrik!
Sampai diujung jalan, akhirnya kita ngeliat ada tangga menuju kebawah dgn tiang lambang 'M'. Horeee…kita berhasil! Sambil berdiri didekat tangga, baru deh sy berani ngeluarin kamera utk motret. Suasananya India bangets! Heboh! Dari mulai orang sampai kabel2 listrik yg semrawut. Ngeliatnya rada bikin lega krn ternyata kinerja PLN sudah sangat lumayan! Hi3

Kembali ke stasiun metro NDLS, kita ambil exit Ajmeri gate; ketemu dgn semacam kafetaria yg menjual aneka macam makanan India. Tempatnya lumayan nyaman. Krn udah lapar, kita masuk & sy pesan vegetarian noodle; huaaa.. lupa bilang jangan pedas!

Selesai makan, kita masuk stasiun metro NDLS & ketemu dgn konter resmi 'Vodafone'. Langsung aja sy & Anna datang ke konter; kita mau beli sim card perdana krn akan tinggal lebih lama di India. 
Harga sim card perdana Vodafone termasuk biaya aktivasinya = INR 100. Prosedurnya seperti biasa - ribet: isi form & kasih copy paspor, pas foto 4x6 & alamat akomodasi di India. Dari JKT sy sudah siapkan dokumen yg diperlukan krn sudah mencari informasi via internet.

Selesai di konter Vodafone, kami segera ke cloak room utk mengambil tas. Kali ini tidak perlu antri; cukup kasih lihat kertas tanda terima yg tadi ke petugas jaga lalu masuk ambil ransel kita masing2. 
Karena kereta kita belum datang, kita menunggu di ruang tunggu khusus wanita tadi pagi.

Kita akan naik kereta GT Express kelas 2A & kali ini kita ber4 sekabin. Kereta berangkat jam 18:45.
FYI, kalau mau naik kereta di India agak2 mirip dgn di Indonesia, orang2nya ngerubung di pintu & herannya ngga mau kasih kesempatan yg didalam buat turun dulu. Aneh kan, gimana mau cepet masuk! Dari hasil 13 kali turun naik kereta, kesimpulan sementara sy, mereka berbuat seperti itu krn mau buru2 taro barang2 nya di kabin. Org2 India itu kalau pergi bawa barangnya kayak pindahan rumah! Sumpah deh, koper2nya jarang banget yg ukuran 20 inch, minimal yg 24 & ngga cuman 1 koper! Belum kardus2nya. Mereka lebih rela tempat duduk/tidurnya ditumpuk barang karena ngga ada tempat lagi.

Agra’s arrival
Kita sampai di Agra CANTT bukan di stasiun Agra Fort, udah dijemput sama org Hotel Taj Plaza (request dari JKT). Dari stasiun ke hotel ngga jauh, sekitar 20 menit aja.
Hotel Taj Plaza <www.hoteltajplaza.com> tampak luar, biasa aja. Setelah prosedur check-in beres, kita naik tangga ke lt. 4 menuju kamar yg dipesan. 
Di hotel ini ada Quad bedroom, jadi sekamar buat 4 org, terdiri dari 2 ruangan dgn masing2 double bed ukuran queen. Ada kamar mandi dalam tapi ngga terlalu nyaman & air panasnya juga ngga bisa. 
Ada jendela besar di kamar tidur sy & Yana, menghadap kearah Taj Mahal berada di kejauhan. Sayangnya Taj Mahal ngga didekor lampu kalau mlm hari. 
Kamar dilengkapi heater tapi krn kecapekan, sy & Yana ngga nyadar keberadaanya.
THE TAJ MAHAL
24 Des 2009 – TAJ MAHAL: another dream comes true :)
Bangun pagi2 sebelum jam 6 krn mau liat sunrise di komplek Taj Mahal. Keluar hotel jam 6:30, diluar masih sedikit gelap berhubung winter. Kita jalan kaki ke tempat beli tiket di loket buat turis utk pintu masuk gerbang timur. 
Sempat kesal dgn petugas loket tiket, duit kembalian gw lama banget dikasihnya sampai gw terpaksa nagih. Maklum, karena ini di India, bawaan curiga terus berhubung sudah banyak baca cerita scam disini.


Krn harga buat turis asing itu mahal banget, 750 rupee, ada fasilitas mobil golf buat antar kita ke pintu masuk gerbang timur. Harga tiket juga termasuk 1 botol air minum & 1 pasang penutup sepatu. Tapi loketnya masih tutup jadi kita belum kebagian paket.

Kita antri bersama pengunjung yg lain di pintu masuk timur. Buat masuk kedalam Taj Mahal, pemeriksaan cukup ketat. Tas kita digeledah, termasuk badan. Bagian cewek & cowok dipisah, seperti biasa. Pengunjung ngga boleh bawa makanan & minuman. Padahal didalam juga ngga ada kantin - mungkin kebiasaan ini yg agak sulit di Indonesia, soalnya yg mau buka lapak kan banyak banget!

Akhirnya, Taj Mahal, yg gw tunggu sekian tahun, ada didepan mata. Cantiknya, dgn suasana misty krn sedang musim dingin di India - Taj Mahal dikelilingi kabut. Subhanallah. Terima kasih Ya Allah, sudah memberikan rejeki utk bisa sampai disini.
Sayangnya, sunrise nya sendiri tidak begitu bagus. Tahu2 matahari sudah beranjak tinggi. Wah, banyak banget turis yg bela2in datang pagi2 kesini. Dan semakin siang, kompleks Taj semakin ramai. 
Kita puas banget foto2 narsis, ngga perduli dilihatin orang2 lokal, karena gaya2 kita yg aneh.

Kita jalan pelan2 menikmati keindahan Taj Mahal sampai ke pintu masuk bangunan utama. Utk masuk bangunan utama, setiap pengunjung mesti lepas sepatu atau ditutup dgn cover yg dikasih gratis (sudah termasuk harga tiket masuk). Sempat bingung ditempat penitipan sepatu krn yg dikasih cover bekas & diminta bayar. Ternyata krn kita dianggap sewa berhubung ngga pakai jatah cover sendiri.

Disini, fasilitas toilet utk turis asing juga dibedakan dgn masyarakat lokal & gratis.
Setelah merasa kehausan, kita pergi ke pintu barat, mau minta jatah minuman. Huh dasar, gw ngga bisa nahan diri utk ngga ngomelin penjaga loket disitu.
Sempet ketawa-ketiwi ngeliat di antrian pemeriksaan, ada seorang Ibu2 India nekat ngumpetin biskuit dibalik sareenya & malah ada yg bawa pisau segala. Petugasnya ngga toleransi & langsung dirampas. Hi3.

Setelah itu, Fidi, Yana & Anna mau masuk museum. Gw malas krn ngeliat dari luar kayanya biasa aja. Jadi gw nunggu mereka sambil duduk di kursi taman diluar museum. Katanya sih didalam ngga ada yg terlalu bagus, isinya lukisan2 aja.

Ngga terasa, udah jam 11 sekarang & matahari udah bersinar terik. Kita mutusin utk keluar, cari kafe buat beli makanan. 
Kita keluar via Gerbang Timur lg. Suasananya kali ini udah jauh berbeda. Toko2 suvenir udah buka & cara jualannya ala India banget. Ada calo2 toko yg semuanya mengaku bernama Jhonny. Dijawab salah, ngga dijawab sama aja. Akhirnya gw minta tolong sama petugas polisi yg ada didalam mobil patroli utk bilang ke mereka supaya jauh2 dari kita. Manjur tuh! Wahahaha.

Untung, ngga jauh jalan, kelihatan ada kafe kecil. Lumayan, jual pastry & minuman hangat. 
Setelah perut terisi, kita jalan balik kearah pintu timur. Ikut mobil golf tanpa bayar, hehe, krn ngga ngerti mestinya bayar atau ngga. Pokoknya sampai di tempat beli tiket tadi pagi lagi, langsung disambung jalan kaki balik ke hotel.


Sampai di hotel sudah jam 11:30, pas buat siap2 check out. Kita titip tas di lobi.
Keluar hotel, ceritanya mau ke mall tapi badan berasa lemas. Mungkin krn kita kurang tidur plus sempat dehidrasi & belum makan kenyang.
Akhirnya, kita nongkrong ke restoran kecil disebelah hotel, namanya Family Restaurant. Tempatnya sederhana banget. Dan ngga ada staf yg kelihatan, jadi sempat bingung mau pesannya gimana. 
Waktu ada bapak2 agak tua keluar, akhirnya kita bisa pesan makanan juga. Kita pesan roti prata, eh ternyata pakai bumbu curry. Pesan lagi roti cane kosong, nah kalau yg ini rasanya enak. Minumnya chai (meaning tea in Hindi).
Gw mulai manyun krn ngga cocok dgn bau & rasa makanan India, hiks.

Setelah itu kita balik ke hotel lagi. Kita naik ke rooftop; ada kafe disini. Lumayan utk jadi tempat nunggu waktunya kita harus cabut ke stasiun buat naik kereta ke Jaipur.
Kita sdh pesan taksi di hotel buat ngantar ke stasiun jam 18:30. Bayar 150 rupee aja.

Agra to Jaipur
Dari hotel ke stasiun Agra Fort ngga ada macetnya & ngga sampai setengah jam udah sampai. Eh ternyata didalam baru tau kalau kereta kita delay lebih dari sejam! Hayah..
Stasiun ini tidak sebagus Agra Cantt, ngga ada fasilitas ruang tunggu khusus perempuan.

Akhirnya kita cari tempat makan diluar stasiun. Tapi agak bingung krn penerangannya kurang banget disini. Kita nyebrang jalan krn ngeliat ada semacam warung2 makan berjejer disana. Tempatnya ngga banget deh, kalau ini di JKT pasti bukan pilihan kita, wkwkwk. Secara warung2 yg berjejeran di Balai Rakyat Ps. Minggu aja masih berasa mendingan. 
Untung penjualnya baik walaupun ngga terlalu bisa komunikasi bahasa Inggris. Kita pesan seporsi vegetarian rice dibuatin menjadi 3 piring. Hehe, padahal kita kan ber4.
Tiba2, mati lampu! Huaa..baru nih horor beneran! Penjualnya dgn tenang nyalain lampu minyak (petromax). Orang2 lain didalam warung ini juga ngga keliatan reseh, udah biasa kali ya? He3. Kita ber 4 aja yg setengah ketawa & setengah bete’. 

Balik kedalam stasiun, sekarang lampunya udah nyala & kita ketemu ruangan upper class waiting room. Tempat duduk didalam udah penuh semua. Kita sempat duduk dilantai sampai ada bangku yg kosong. Dibawa hepi foto2, berasa merana banget di India. Belum tentu misalnya di Gambir, kita mau duduk dilantai kayak gini. Hehe.

Sekitar jam 21:00, ada pengumuman kalau kereta kita udah datang. Cuman ngga jelas gitu bahasanya. Sambil berusaha tanya orang2 disekeliling kita, untung ada 1 org cewek yg bilang kalau dia juga mau naik kereta yg sama tapi dgn tujuan ke Jodhpur.
So, kita bisa ngikutin dia ke platform yg benar & dgn cara yg beradab yaitu naik tangga biasa. Soalnya kita ngeliat orang2 lokal yg nyebrangin platform dibawah krn ngga mau naik tangga.

Gerbong kita berbeda dgn cewek ini; sebelum pisahan gw sempat ngobrol krn dia kan bilang mau ke Jodhpur. Akhirnya kita kenalan, namanya Shweta, bersedia gw kontak kalau gw & Anna sampai di Jodhpur nanti.

Nah, sekarang kita bakalan nyobain naik kereta di kelas Sleepers
Sleepers dgn AC 3 Tier itu bedanya cuman keberadaan AC nya. Kalau di musim dingin begini,  kan ngga ngaruh. 
Bunk-bedsnya ada 3 tingkat; gw kebagian di paling atas. Dan sukses kedinginan krn ngga ada pembagian selimut dll. Makin berasa aja nih gejala flu gw. Hiks.

25 Des 2009 – JAIPUR (PINK CITY)

Kita sampai di stasiun kereta Jaipur jam 2 pagi! Diluar stasiun, kita cari prepaid booth buat taxi, ada tapi udah tutup. Ada seorang cowok India yg mendekati kita & menawarkan jasa antar ke hotel Jaipur Inn dgn tarif INR 100.  Oke, kita setuju. Lalu dia bilang tunggu disini krn dia mau ambil mobilnya. Sambil berdiri menunggu, ada orang lain yg datang, juga buat nawarin taxi; cuman rada pushy. Menyebalkan, mentang2 kita ber4 cewek semua kali ya.

Orang pertama tadi akhirnya kembali dgn mobil carry. Tapi kok di kursi depan sudah ada orang. Pas ditanya, dia bilang itu temannya. Tapi kita masih ragu soalnya ngeliat temannya kayak orang mabok. Lalu kita bilang supaya temannya ngga usah ikut, untung dia setuju. Syukur deh..

Sampai di Jaipur Inn <www.jaipurinn.com/index-2.html>, kita sudah ditunggu oleh staf hotel. Habis bayaran, kita langsung masuk. 
Berhubung kita datangnya jam 2:30 pagi, sementara tidak ada prosedur check-in dgn mengisi log book
Kita langsung diantar menuju kamar masing2. Kamar saya & Anna no 33, tipenya deluxe karena udah ngga kebagian yg standar. Lokasinya tetap selantai dgn kamar Fidi & Yana. Uuran kamar deluxe besar dgn twin beds, heater, TV LCD, & kamar mandi dalam dgn air panas. Interior kamar mandinya sederhana & aksesoris tempat tidurnya khas India.

Sekitar jam 9 terbangun & berasa lapar. Sarapan di hotel ini sudah termasuk harga kamar. 
Kita mampir kekamar Fidi & Yana, lalu turun kebawah & duduk diruangan makan.  Tersedia pilihan continental menu yg lumayan membuat perut kenyang krn pilihannya banyak. 
Setelah itu kita balik kekamar masing2 utk mandi & siap2 keluar hotel.

Baru siap keluar hotel sekitar jam 12:30 siang.
Keluar hotel, ambil kearah kanan, ceritanya kita mau naik auto-rickshaw dari jalan besar aja krn yg mangkal persis didepan hotel pasti kasih harga turis. Auto-rickshaw di India ukurannya besar, lebih besar daripada bajaj di JKT. Cukup banget buat ber-4 & udah duduk dgn nyaman. Setiap auto-rickshaw ada argonya tapi kalau bukan orang lokal yg naik, argonya ngga bakal dinyalain.

Sepanjang jalan dari hotel ke jalan besar, ada pemandangan yg sangat tidak biasa & mungkin ini khasnya India. Kita 'bertemu' dgn unta yg sedang duduk dijalanan, mungkin sedang istirahat, hehe. Juga ada seorang anak gelandangan yg sedang mencari2 sesuatu di tumpukan sampah, membuat hati kita jadi sangat amat tidak nyaman!

Supir auto kita memberi hiburan tersendiri; Beliau nyanyi2 lagu India (pastinya) sepanjang jalan. Untung kali ini jalanan macet jadi dia ngga bisa ngebut. Teringat pengalaman waktu sampai di Kolkata malam hari & supir taksinya ngebut, kita jadi bersyukur kalau jalanan agak tersendat. 

Tujuan pertama: HAWA MAHAL
Tiket masuknya INR 50.
Kondisi bangunan sangat terawat, rapi & bersih. Sayang, fasilitas toilet kurang nyaman. 
Kita puas berfoto narsis disini. Hari ini cuaca di Jaipur cerah. Kita naik sampai kelantai paling atas utk bisa melihat pemandangan kota Jaipur. Keren!
Oya, kalau mau lihat arsitek Hawa Mahal yg banyak tersebar di internet, justru adanya dibagian belakang. Jadi jangan lupa pindah lokasi, hehe. Soalnya kalau dari dalam, warna bangunan merahnya kurang terlihat.





Selesai foto2 dibagian belakang Hawa Mahal, kita jalan kaki mencari tempat utk makan siang. Ketemunya dgn warung biasa lagi & sempat mati lampu juga! *untung kali ini siang2*
Masalah utama kalau makan di warung2 biasa di India, selain tempat yg kurang nyaman, sanitasi piring & gelas juga meragukan. Kita selalu berusaha minta air panas mendidih buat minum sambil berharap bakterinya mungkin banyak yg sudah mati. Hehe. Selain itu berguna buat melap sendok & garpu setelah dituang sedikit ke tisu.
Utk minta air panas mendidih di India juga bukannya gampang, sepertinya bukan permintaan yg biasa disini, lain dgn di warteg/warung makan di JKT ya.

Setelah itu kita lanjut jalan kaki lagi. Mau melihat tengah kota Jaipur. 
Ternyata Jaipur itu ramai sekali. Mau nyebrang jalan di Jaipur susahnya setengah mati. Padahal kondisinya sedang macet tapi tetap bikin takut. Dan jalanannya juga bukan jalan raya yg ramai kayak di Mampang misalnya kalau di JKT. Sebel kan.
Ada satu hal yg bisa bikin mobil2 itu berhenti: ada sapi ditengah jalan! Ngga akan mungkin dewa mereka itu ditabrak soalnya. D'oh!
Di India, tidak gampang menemukan money changer. Waktu di Jaipur, kita mau ambil duit & kalau saya memang lebih milih ke ATM. ATM aja ngga gampang ditemukan di India. 
Kebetulan kita pas liat ada ATM Citibank, sy langsung antri. ATM di India hampir selalu ada petugas keamanannya. Mungkin karena jumlahnya juga terbatas.
Kalau punya ATM yg ada fasilitas Cirrus atau Maestro, seperti BNI, hanya kena Rp 25000 utk setiap pengambilan di luar negri. Lumayan praktis kalau sedang mepet.

Gara2 kita selalu kebingungan menyebrang jalan, berikutnya kita mencari barengan orang lokal. Pas ketemu dgn orang lokal yg malah mau ‘ngerjain’ kita. Alias scam ala India.
Sepertinya dia dengar kita ngomong money changer; lalu dia menyebrang jalan barengan kita & terus ngikutin sampai kita masuk kedalam. Jadi biar kesannya dia yg antar kita. Padahal kita juga udah liat plangnya dari seberang jalan tadi. Ampun deh, India! Masak dgn begitu doang dia berharap bakalan dikasih rupee sih?!
Lanjut ke acara belanja, Jaipur termasuk kota surga belanja di India. Dari mulai gelang2 khas India yg warna-warni, tas etnik, sampai ke toko kaos Tantra yg disainnya unik2. Lokasinya di MI Road. Kita juga berkunjung ke toko Himalaya, wuih, ngga bakalan aja produk2 ini masuk Indonesia, apalagi harganya jauh lebih murah kalau di India.
Ada deretan toko2 yg menjual pashmina, saree & baju2 khas India lainnya yg bikin mupeng. 
Kita sempat masuk beberapa toko. Cara jualan disini masih kayak jaman dulu krn harus via stafnya. Kita ngga bisa memilih langsung dari lemari pajangannya. Dan kalau udah minta ambilin, pasti diambilin setumpuk. Tips buat belanja di Jaipur adalah menawar sampai dgn 50% dari harga pertama yg ditawarkan!

Setelah itu, kita menyusuri MI Road sampai ketemu Mc D & makan malam disana. Trus balik ke hotel pakai auto-rickshaw lagi. Hari ini berasa kayak di kebun binatang aja karena sepanjang jalan tadi kita udah ketemu dgn monyet, anjing, sapi & unta. Ha3. 

26 Des 2009 – Another day in Jaipur

Baru turun utk sarapan jam 10 pagi, pilih menu buffet Continental.
Sy & Anna pindah kekamar Fidi & Yana, krn mereka berdua hari ini balik ke Kolkata sebelum pulang ke Indonesia besok.

Keluar hotel jam 11, seperti biasa kita jalan kaki dulu sampai ketemu auto-rickshaw dijalanan buat ke AMBER FORT.
Sampai diluar gerbang Amber Fort... widih.. merinding liat benteng sekeren ini! Kita foto2 dulu diluar utk dapat latar belakang keseluruhan benteng.
Ada beberapa kaki lima jualan minuman tapi ngga ada yg jualan makanan kayak di Indonesia. Mungkin krn petugasnya galak banget ya jadi lingkungan disini terlihat rapi. Mobil2 termasuk auto-rickshaw ngga boleh berhenti sembarangan.
Amber Fort @ Jaipur
Kalau buat sy, benteng ini jauh lebih keren daripada Hawa Mahal. 
Disini kita sengaja ngga beli tiket masuk. Krn utk menikmati suasana bentengnya aja bisa gratis; tiket baru ditunjukkan kalau mau masuk gedung museum.
Jadi kita terus aja jalan kearah dalam benteng, bergabung dgn wisatawan lain terutama penduduk India itu sendiri. Baru sadar, kayaknya emang kita ber4 doang deh yg orang asing disini, he3. Pantesan, bukannya kita yg minta foto bareng, malah diminta sama mereka. Gw & Yana ngikik berasa jumpa fans aja krn banyak yg mau motretin kita.
Akhirnya, kita ketemu dgn 2 org kakak adik yg berpakaian salwaar khameez. Bagus deh bajunya! Baru nih kita minta foto bareng.
Setelah itu kita lanjut keliling2 area benteng. Dibagian belakang kita bisa lihat pemandangan kearah 'gurun'.
Kita juga terpesona ngelihatin cewek2 India dgn pakaian saree warna-warninya. Rasanya di dunia ini ngga ada yg bisa mengalahkan tradisi berpakaiannya orang India ya!

Udah puas disini, kita keluar cari auto-rickshaw yg banyak mangkal diluar gerbang. 
Minta turun di Mc D lagi, sekalian makan malam. Hwaa, rusuh banget didalam Mc D, rame!
Trus kita lanjutin acara belanja lagi, Yana masih mau berburu pashmina; Dan kita masuk lagi ke toko kaos Tantra. 
Gw udah sempat beli selop khas India, yg ada bordiran & ujungnya lancip. Murah cuman INR 100, ngga mau ditawar lagi. Itu aja udah harga turis soalnya ada di salah satu toko dikawasan Bazaar Hawa Mahal. Agak menyesal cuman beli 1, hehe, soalnya ternyata ringan banget sekaligus unik.

Ngga terasa, diluar udah mulai gelap nih. Dan pastinya temperatur mulai ngedrop.
Kita agak rusuh cari auto-rickshaw krn jarang muncul padahal Fidi & Yana udah hrs ngejar waktu ke Bandara. 
Sampai di hotel, supirnya disuruh nunggu aja biar sekalian ngedrop ke bandara. 
Bye Fidi and Yana, see you again in Jakarta ya!
Masuk kedalam kamar, sy mandi & sekalian beberes isi ransel. 
Malam ini, Daniel - anggota CS China - mau mampir ke hotel. Daniel sempat ke JKT bulan lalu tapi kita ngga bisa ketemu. Kebetulan dia juga mau jalan ke India & akhirnya malah di Jaipur kita dapat waktu yg pas.
Waktu Daniel datang, gw ajak ngobrol di ruang makan. Sekalian dia pesan makan malam disini. Kita ngobrol sampai sekitar jam 23:00; Daniel doyan cerita, hehe. Anna yg sempat bergabung akhirnya naik kekamar duluan.
Nemenin Daniel keluar, kita sempat foto bareng, minta tolong staf hotel yg masih tugas. 
Masuk kamar, gw langsung nyusul istirahat. What a long day ^_^.


27 Des 2009 – Moving on to JODHPUR (BLUE CITY)

Kelar mandi & packing, kita turun ke ruang makan utk sarapan. 
Terjadi miskomunikasi antar pegawai hotel. Staf diruang makan minta sarapan kita dibayar krn dia pikir kita tamu baru yg nempatin kamar eks Fidi & Yana.
Krn penasaran, gw & Anna akhirnya naik juga ke rooftop hotel. Lumayan ada tempat lihat pemandangan walaupun biasa aja.

Jam 11 kita check-out. Kali ini naik auto-rickshawnya yg mangkal didepan hotel aja. Bayar 40 rupee utk ke stasiun.
Sampai di stasiun, lihat di papan pengumuman bahwa kereta kita delay 40 menit, huh. Suasana stasiun ngga terlalu ramai. Gw sebenarnya agak takut duduk diluar krn takut disamperin pengemis di India yg suka maksa. Hiii...
Akhirnya kita nyari ruang tunggu; Ladies ngga tersedia, jadi kita masuk ke upper class. Ruang tunggunya lebih besar & ada kamar mandi dalam yg (masih) bersih. 
Kereta kita baru datang jam 12:30; tempat duduk kita berada di coach A1 & kali ini naik kelas 2A lagi. Kereta brangkat jam 12:45.
Mengherankan, waktu sy ngebuking kereta via IRCTC statusnya waitlist tapi ternyata gerbong kita ngga penuh. Malah kita bisa bebas milih mau dikabin yg mana & ngga harus sharing dgn orang lain.
Ditengah jalan, sy pindah ke bunk aisle yg bukan didalam kabin; maksudnya mau liat pemandangan, tapi sayang selama perjalanan pemandangan diluar hanya padang2 tandus.

Arrival
Kereta sampai di Jodhpur jam 18:30. Gw sudah request minta jemput dari Hotel karena kawatir nyasar berhubung sudah gelap. Staf hotel yg jemput menunggu kita pas dipintu keluar gerbong A1.
Lokasi hotel ini sangat dekat dgn stasiun kereta Jodhpur, cukup jalan kaki selama 5 menit lalu menyebrang kearah salah satu bangunan (semacam ruko). Jalan depan hotel ini namanya Station Road.
Di ruko hotel, nanti ada tangga menuju keatas & sampailah di Reception Hotel Govind <www.govindhotel.com>.
Kita bertemu dgn seorang Bapak pemilik hotel yg membantu proses check-in. Selain urusan log book, paspor2 kita dipinjam utk di scan! Sampe segitunya ya.

Kamar kita ada di lt. 3; malam ini kita kebagian kamar Super Deluxe (INR 1250) padahal seharusnya di kamar standar (INR 950). Pantesan kamarnya besar banget & ada extra bednya. Kamar mandinya didalam, ada TV tapi ngga dapat sarapan. Biarpun ngga ada heater, tapi ngga terasa dingin.

Kita keluar buat cari makan malam. Kalau mau ke tengah kota agak jauh dari sini.
Disalah satu jalanan kecil, kita liat ada restoran ala India. Banyak orang lokal didalam. Pelayannya ngga ngerti bahasa Inggris, hiks. Salah satu tamu yg duduk disebelah meja kita akhirnya membantu menerjemahkan pesanan kita ke pelayannya. 
Gw manyun krn rasa currynya ampun, pedas khas India yg rasanya aneh. Hiks.
Kita mampir masuk kedalam toko roti & mini mart; tapi jangan bayangin Holland Bakery atau Alfa Mart yah, sy cuman beli roti aja buat emergensi.

Masuk kamar, beberes & nonton TV dulu ah, pas ada acara penghargaan film dgn bintang2 Bollywood: Hrithik Roshan, Salman Khan & John Abraham – guanteng2 semua! Membuat tidur tambah nyenyak ^_^.

28 Des 2009 – Jodhpur sightseeing

Kalau Jaipur dijuluki pink city, maka julukan buat Jodhpur adalah blue city. Hari ini kita akan buktikan.
Sebelum keluar hotel, menyempatkan tanya2 sedikit dgn Bapak pemilik hotel; akhirnya dia minjemin buku & peta wisata di Jodhpur. Lumayan bisa contek petanya.

Kita jalan kaki kearah kota, menuju ke Sardar Market & Clock Tower. Disini kita ngga terlalu lama, cuman motret2 aja. Pedagang2 dipasar ini baru mulai buka lapak. 

Area menuju ke pasar Sardar namanya Nai Sadak; area belanja di Jodhpur. Disalah satu ruko ada toko National Handloom, terdiri dari 4 lantai penuh barang2 khas India.

Lanjut jalan kaki kearah lain & ketemu Mc D yg ada didalam sebuah plaza. Tepatnya gedung berlantai 5 & masih 'kosong'. Jodhpur memang tidak seramai Jaipur; Mc D nya aja kecil. 
Tapi standar securitynya tetap oke, satpam disini beneran membuka tas kita.
Mc D berada dilantai dasar. Saya pesan mocca coffee & Mc Veggie burger (karena di India ngga ada daging sapi maka burger disini dagingnya dibuat dari kentang) - sehat krn isinya sayuran tapi sayangnya masih ada rasa curry.

Kelar makan, kita lanjut lagi jalan kaki, ke area sekitar plaza ini. 
Ada bangunan Balai Kota & museum Sejarah yg terlihat biasa2 aja. Museumnya tutup. Ngga terlihat keramaian turis di kedua tempat ini.
Dari depan museum, kita nawar auto-rickshaw buat ke Mehrangarh Fort.
Another amazing fort!
Baru disini ada keramaian turis! Lokasi benteng Mehrangarh diatas bukit & bangunannya keren banget.
Kita ngga berniat bayar lagi walaupun kita lihat antrian utk turis asing dibedakan & kosong. Anna bilang mau coba dulu trus dia jalan keatas duluan sementara gw nunggu dibawah sambil motret2 sekeliling.
Ada semacam teras & tangga yg gw coba naiki, ternyata ada pemandangan bagus dibawah sana. Mulai kelihatan nuansa kota Jodhpur yg di cat seragam warna biru.

Blue City of Jodhpur
Waktu Anna balik, dia bilang ngga ada pemeriksaan tiket. Sekarang kita naik berdua. 
Dan benar aja tanpa beli tiket, kita bisa naik ke tempat paling atas utk ngeliat pemandangan kearah kota Jodhpur. Dari rooftop ini baru kelihatan bangunan2 berwarna biru dimana2. Keren!



Puas motret dari rooftop, kita turun & langsung keluar. 
Sekarang kita mau lanjut ke Umaid Bhawan, sebuah istana yg dulunya adalah tempat tinggal keluarga kerajaan di Jodhpur. 
Kita naik auto-rickshaw kesana. 
Sampai di Umaid, kita mesti bayar tiket masuk INR 50. Tas ngga boleh dibawa masuk tapi boleh bawa kamera. Ngga ada tempat penitipan barang2 jadi tas2 pengunjung cuman ditumpuk aja di atas meja pas dipintu masuk. 
@ Umaid Bhawan
Komplek Umaid Bhawan yg terbuka utk umum hanya bangunan museumnya saja. Koleksinya tertata rapi dalam lemari2 kaca. Disebelahnya dibangun hotel bintang 5. 
Arsitektur UB cantik dgn warna seperti warna pasir. Interior didalam juga keren, terutama bagian hall yg ada pilar2nya. Jadi ngiri kalau India punya tempat wisata sebagus ini.



Kembali ke kota lagi dgn auto-rickshaw; kita balik ke Mc D utk makan siang disana.
Sy berhasil menghubungi Shweta, cewek India yg ketemu kita wakta mau naik kereta ke Jaipur. Dia bersedia nemenin jalan2 sambil belanja besok - sip!
Trus kita pulang ke hotel. Kita diinfo kalau barang2 kiat sudah dipindah ke kamar baru (standard room sesuai reservasi) dilantai paling atas. Ternyata di rooftop; wah malah seru krn disini sekalian kafe hotelnya.
Kamar standar kita berukuran lebih kecil, tetap ada TV & kamar mandi dalam. 

Sorenya, kita keluar lagi menuju ke Nai Sadak; saya penasaran mau masuk ke Handloom. Ternyata ada Handloom 1 & 2. Dua2nya penuh dgn orang2 lokal. Semua barang dijual dgn harga pas tapi tetap murah. Enak juga ga ribet tawar menawar. Disini, sy beli winter shawl dgn motif kaca khas India warna merah marun. Bahannya tebal khusus buat musim dingin, cocok buat perjalanan selanjutnya kan!

Diseberang Handloom ada restoran India, Priya; lokasinya dipinggir jalan, cukup besar & konsepnya terbuka. Karena ngga banyak kendaraan yg lewat, otomatis ngga terlalu berpolusi debu. Harganya ngga mahal. 
Sy & Anna makan malam disini; sy pesan vegetable pulo (nasi goreng sayuran yg ngga pedas), pas banget deh buat selera sy yg ngga suka curry.

Kembali ke hotel berjalan kaki; masuk kamar langsung beberes & nonton TV. 
Anna ke warnet disebelah hotel buat ngecek info tempat sand dune bernama Ossian. Kebetulan gw kurang tertarik apalagi hari ini kita sempat cek harga paket turnya mahal banget.

29 Des 2009 – Finish Jodphur

Pagi ini, Anna akhirnya memutuskan mau ke Ossian pakai transport umum aja. Saya tetap ogah ikutan. 
Setelah Anna berangkat, saya masih nongkrong di hotel sambil minum chai di restoran depan kamar.
Baru keluar jam 11:30, janjian ketemu dgn Shweta didaerah Nai Sadak. Sambil nunggu, saya makan lagi di restoran semalam dgn menu yg sama. Ditambah plain dosa krn terlanjur miskom dgn pelayan, alhasil super kenyang.

Akhirnya Shweta muncul juga; dia telat krn rumahnya kearah luar kota Jodhpur & transportasi bis disini lelet. Gw maklum pastinya. 
Anaknya baik banget, masih kuliah di Delhi. Karena lagi libur, dia pulang kampung sebentar. Sambil jalan, kita mampir beli lasi (semacam milkshake) vanilla di toko es krim dekat Handloom - eh Shweta malah nraktir. Toko ini menarik banget sebenarnya krn jualan makanan & minuman ringan tapi sayang saya ngga sempat berlama2 disini.

Setelah itu dia nemenin saya balik ke Handloom buat beli seprai dgn motif gajah khas India. Saya baru dapat ide beli seprai gara2 interior kamar hotel yg super deluxe kemarin sangat khas India, diantaranya seprai motif gajah! 
Saya dapat sehelai kain seprai motif gajah warna-warni tanpa kelengkapan sarung bantal & guling. Utk ukurannya pun ngga standar seperti kita bilang ukuran 120x200 dst., jadi sebenarnya saya asal beli doang. Ha3.

Saya juga penasaran dgn salwaar khameez; saya maksain beli blus tunik warna merah marun dgn motif manik2 khas Jodhpur. Kata Shweta, setiap daerah di India punya ciri khas masing2 dilihat dari motif manik2nya. Kebetulan tunik yg saya beli ini motifnya mirip dgn jumputan Indonesia.
Saya juga beli selendang pelengkap pakaian India. Kalau legingnya saya batalin padahal yg buatan India unik, berkerut2 dibagian bawahnya. He3.

Karena masih pingin ngobrol2 lebih banyak soal India & segala macam tradisinya, kita lanjut ke Mc D. Kali ini saya pesan pizza puff  (ngga ada nih menu ini di Indo kan) & mocca coffee. Kita ngobrol ngalor-ngidul sampai ke soal ‘arranged marriage’ ala India segala. Seru utk tahu pendapat orang lokal langsung ^_^.

Shweta ngga bisa pulang terlalu sore jadi sekitar jam setengah 5 kita pisahan. Terima kasih banyak ya, semoga lain kali saya bisa menghost dia balik di Jakarta/Indonesia. Amin.
Balik ke hotel jam 17:00, kita langsung siap2 ke stasiun Jodhpur. 
Anna bilang Ossiannya ngga menarik jadi syukur banget saya ngga ikutan.
Sebelum jam 18:00 kita sudah siap di stasiun Jodhpur. Kali ini kita bakalan naik kelas 1. Ternyata keren euy! Kabinnya pakai pintu yg bisa dikunci, tetap terisi 4 bunk-beds. Bedanya, joknya bahan kulit warna coklat muda, ukurannya lebih besar, lebih nyaman buat tidur. 
Teman2 sekabin kita 2 orang cowok Amerika yg kmarin sebenarnya sempat ketemu didalam kereta dari Jaipur. 
Fasilitas kabin kelas 1 nya selain dapat seprai, selimut & bantal, ada tambahannya handuk kecil.
Setelah pesan makan malam, saya ngobrol dgn cowok2 ini berhubung mereka udah ke Varanasi duluan. Lumayan bisa diinterogasi sedikit buat tips2nya.
Kereta berangkat on time jam 18:30.

Wednesday 30 Dec 2009 - Back to DELHI

 Mestinya sy & Anna harus turun di stasiun Delhi Cantt. Di India, ngga ada info apa2 selama perjalanan dgn kereta. Kita berusaha mencari Bapak kondektur tapi ngga ketemu.
Alarm hp sy berbunyi jam 4:30; cukup waktu buat sy & Anna siap2 turun jam 5 (perkiraan kami) - ternyata meleset & akhirnya kita turun di stasiun terakhir Saira Rohil jam 5:30 pagi. 

Suasana diluar stasiun masih gelap, ialah ini kan winter, matahari masih lama munculnya. Sy & Anna akhirnya duduk di ruang tunggu yg sedang direnovasi sehingga ngga ada pintunya. 
Ada seorang cowok (Asian look) yg juga duduk & beberes didekat kita. Setelah sy tegur, trus kita ber3 kenalan, namanya Lee asal Korea. Dia solo backpacking di India selama 2 bulan! Untungnya Lee menuju ke Paharganj juga jadi kita bisa barengan. Lee punya peta & dia info kalau ada stasiun Metro didekat sini jadi kita ngga perlu pakai taxi.
Sekarang tinggal nunggu suasana diluar agak terang.

Kita mulai jalan jam 6, matahari belum muncul tapi daripada kedinginan berlama2 duduk di stasiun yg masih sepi. Saya lupa nama stasiun yg harusnya kita tuju; kita kelewat 1 stasiun & lumayan deh jalan kaki pagi2 disuatu winter di Delhi ^_^. Kalau ngga ada Lee, saya milih stay di stasiun nunggu prepaid taxi-booth buka, soalnya jalanan masih sepi & sekalinya kita berhenti utk nanya di warung, ada orang yg ngebuntutin kita, hiks. 

Didalam Metro pun belum banyak orang. Dududu, semakin ngiri dgn Delhi, mereka udah punya Metro! 
Kita turun di stasiun New Delhi; Lee mau nitip ransel gedenya di Cloack Room & saya + Anna udah komit mau nunggu dia. Ternyata lamaa... kata dia belum dibuka tapi antriannya udah panjang.

Masuk area Paharganj, Lee nemenin saya & Anna masuk ke Hotel Gold Regency. Saya ngga mau merekomendasi hotel ini jadi link nya ngga usah ditulis ya. Setelah itu, kita pisahan; Lee mau cari hostel yg dikelola orang Korea, soalnya dia mau tanya2 pake bahasanya, he2.
Setelah prosedur check-in selesai, kita naik kelantai 2 kamar #116. Hmm... kamarnya gloomy; ngga ada heater, kamar mandi dalam dgn air panas. Handuk disediakan tapi anehnya lembab banget.

Sekitar jam 9:30, kita keluar cari sarapan. Keluar hotel, belok kanan sampai diujung jalan masuk Paharganj, belok ke kiri masuk gang. Duh, gangnya kotor! Ada warung makan disebelah kiri & didalam ada beberapa traveller Asia (kemungkinan Korea juga?); saya mencoba memesan nasi putih & omelette - ternyata berhasil! Walaupun nasi disini pera' tapi senangnya makan tanpa ada curry on the side. Hi3.


Siang ini saya janjian lagi dgn Daniel krn kebetulan kita berada di Delhi dalam waktu yg sama. Sebelnya, servis nomor India (provider Vodafone) saya sedang bermasalah & dijanjikan normal dalam 2 jam kemudian.
Dari jam 11:30 saya & Anna sudah duduk didalam NDLS & baru sekitar 45 menit kemudian Daniel akhirnya muncul. Setelah dia selesai dgn urusan beli tiket di International Beaureau, kita ke stasiun Metro - mau sightseeing Delhi!

Parliament House complex
Naik Metro turun di stasiun Central Secretariat. Sambung jalan kaki krn tidak boleh ada kendaraan publik masuk area Parlemen. Hari ini Alhamdulillah cerah & ngga berasa dingin. Kompleksnya cukup besar & arsitekturnya bergaya Victoria, keren deh. Ada taman dipinggir jalan, tempat orang2 duduk2 diatas rumput. Hmmm enaknya.
Gandhi Museum; Nehru Museum
Setelah sempat berjalan kaki lumayan jauh utk bisa ketemu dgn jalan raya tempat auto-rickshaw lewat, akhirnya kita sampai di kedua museum bersejarah di India (must visit!). Dua2nya gratis & koleksinya sangat menarik. Agak merinding juga saat melihat memoribilia Indira Gandhi & Nehru serta sejarah India lainnya.

Naik auto-rickshaw di India jgn harap pakai harga argo kalau tidak ditemani orang lokal atau bisa bahasa Hindi. Walaupun murah, harga dari supir selalu dobel harga argo, bahkan mungin lebih. Saking kesalnya, Daniel bayar supirnya harga argo trus ngajak kita lari menuju pintu masuk museum Gandhi. Wahaha. Untung supirnya sedikit lemot & cuman teriak2 aja tanpa mengejar. Fiuhh..

Kita selesai sekitar jam 5 sore & harus berjuang mendapatkan auto-rickshaw yg kosong. Jangakan kosong, lewat aja juga jarang2. <mungkin krn kebetulan pas dgn jam pulang kantor?>
Dilli Haat
Setelah Daniel akhirnya sukses dapat auto-rickshaw, kita sekarang menuju ke pusat kebudayaan yg bernama Dilli Haat. Tempat ini memang cocok buat turis2 asing krn isinya selain toko2 suvenir, juga ada open food court dgn makanan2 dari India & seluruh dunia (Indonesian food isn't exactly here but Asian food is available) serta pertunjukan tarian maupun atraksi main api (mirip debus?).
Didekat pintu masuk, ada toko dari Dinas Pariwisata India yg menjual suvenir2 khas bangunan2 bersejarah di India dgn harga terjangkau. Harga magnet kulkas motif Taj Mahal cuman INR 100 disini.
Kita duduk di food court & sy pesan nasi goreng vegetarian + vegetarian spring roll. Porsinya banyak bener, akhirnya minta bungkus pakai alumunium foil (standar take away disini boleh juga).

Kita disini hanya sampai jam 8 malam, sekalian nunggu host-CS nya Daniel, Abishek, datang. Setelah bertemu Abishek, kita diajak ke Delhi's Moslem Quarter. Oia, Abishek jemput pakai mobil; a tiny white one!
@ Nizamuddin Mosque
Wah, sy senang banget bisa kebetulan kesini; ketemu Mesjid - ngga sangka bisa dengar ayat2 Alqur'an di India! Mesjidnya kecil tapi gemerlap banget (atau mungkin abis ada acara ya??).
Cuman satu yg nyebelin, pengemis disini hobinya mengejar2 kita (ya memang dia cacat tapi justru kenapa ngga nunggu ditempat aja?!).
Menurut Abishek, mesjid ini buka 24 jam & selalu akan terdengar pengajian seharian.

Saya & Anna didrop di stasiun Metro Rajiv Chowk. Kita harus lari2 krn Abishek bilang stasiunnya tutup jam 22:00 sementara kita sampai sekitar 10 menit sebelumnya!
Alhamdulillah, loket tiket masih buka. Cuman Metronya sempat berhenti mendadak dua kali tanpa ada pengumuman apa2.

Sampai dikamar hotel sekitar setengah jam kemudian. Handuk yg katanya akan diganti kering ternyata masih basah juga. Sepertinya, kita yakin mau pindah penginapan besok pagi!

31 December 2009 - Welcoming 2010 in Delhi

Saking pengen pindah dari hotel menyebalkan ini, kita jadi lupa dgn jatah sarapan deh.
Kita pindah ke Royal Guest House, ngga jauh dari hotel. Kamarnya di lantai 2, #203, INR 600 tanpa AC/heater & sarapan, ada TV, kamar mandi dalam dgn air panas.
Lokasinya masuk kedalam gang kecil sekitar 2m trus naik tangga ke lobi. Ada warung kecil persis didepan pintu masuk. Walaupun staf2nya ngga banyak senyum (emang orang Indo! hi3) tapi quite helpful. Ngga salah deh kalau hostel ini selalu masuk di LP India selama bertahun2.

Setelah proses check-in & masuk kamar, sekitar jam 9 kita keluar menuju ke NDLS. Kita mampir dulu ke salah satu warung yg menjual chai. Warungnya lusuh bener, hi3, tapi kita bisa lihat langsung cara buat chai - live!
Sampai di konter Vodafone didalam NDLS, walah belum buka, padahal udah jam 10 pagi.
Sy telpon CSnya Vodafone pinjem dari HP Anna, katanya dokumen saya belum masuk ke sistem Vodafone. Gubrak. Heboh banget deh prosedur orang asing punya nomor HP di India.

Trus kita naik Metro ke stasiun Rajiv Chowk, krn semalam sempat lihat disana ada kantor Vodafone gede. Sampai disana, kantornya pun masih tutup; baru tahu kalau disini jam buka yg normal itu 10:30 AM.
Kebetulan Daniel tadi telpon & kita janjian jalan bareng lagi hari ini; nanti dia mau nyusul ke Rajiv Chowk.

Sekilas stasiun Rajiv Chowk: keren! Kayanya makin hopeless ngebayangin di JKT bisa ada stasiun kayak gini. Hiks. It's not a metro station in Paris or Berlin, but it's beyond my expectation.
Sambil menunggu, kita masuk The Cafe Day; beli sandwich (as in English sandwich) & minuman panas. Interior cafe ini sangat sederhana kalau dibandingkan dgn cafe2 di JKT, dibeberapa bagian malah ada yg bolong/rusak <tapi Delhi punya subway! hiks>

Di Vodafone store, sekali lagi pembuktian kalau orang2 Indonesia memang super ramah! Disini, satpamnya kasar, staf CS-nya ngga sopan apalagi helpful. Dan proses dokomentasi di India utk masalah no HP memang ribet. Kalau ngga ngetrip lama, mendingan pakai no Indo aja. Anyway, my number is finally back to be active ^_^.

Jam 12:30 urusan beres, kita langsung ke pintu keluar, disana Daniel sudah nunggu dari tadi. Di pintu keluar ada ATM Citibank nih - saatnya menambah stok uang Rupee. Hihi.
Diluar stasiun, ada prepaid booth buat auto-rickshaw - mantap!

Tujuan pertama hari ini: Lodi Garden
Good looking auto driver :)
Supir kita cakep euy, rapi & mukanya baik, jadilah pas turun sy minta difoto barengan dia dulu. Ha3. Dianya ngga komentar apa2, entah ngga bisa bahasa Inggris atau emang bawaannya kalem.




Me @ nice Lodi garden
Sukaaaa banget sama Lodi Garden, ngga kebayang JKT punya taman kayak begini. Berasa di Eropa, bebas duduk di rerumputan. Rapi, bersih & kebetulan sedang tidak penuh.
Plus ada bangunan tua didalam, ngga jelas apaan tapi cukup membuat sy makin super iri dgn Delhi. Hwaaa..

Lanjut ke Humayun Tomb pakai auto-rickshaw lagi. Ini salah satu must-visit in Delhi. Sumpah, kalian akan menyesal kalau ngga mampir disini! Tiketnya INR 250.
Ada beberapa bangunan didalam komplek ini. Semuanya keren! Apalagi bangunan utamanya; pas banget ada air mancur didepannya membuat latar belakang foto kita makin bagus.
Disalah satu bangunan ada makam didalamnya, kita bisa naik keatas lihat pemandangan sekeliling dari rooftop.
HUMAYUN TOMB

I'm quite speechless to describe this amazing place!
Komplek ini rapi & bersih; triknya adalah tidak ada warung apalagi PKL! Waktu kita menuju pintu keluar (yg berbeda dgn pintu masuk tadi), barulah ada warung sederhana yg sudah pasti penuh dgn turis2 yg kehausan. Kita duduk sebentar sambil beli chai disini; ada jajanan samosa & roti juga.
Where Gandhi was killed :(

Tempat selanjutnya Gandhi Smriti. Disini lokasi terbunuhnya Gandhi sekaligus rumah & kantornya. Sangat menarik & gratis.

Sekarang kita mau cari makan, preferably KFC, hehe. Kita ketemu halte bis & Daniel nanya ke cowok2 yg ada disitu rute bis menuju Janpath Market. Kebetulan mereka helpful.
Bis yg kita naiki model baru, JKT aja ngga punya. Interior bis seperti RapidKL, ada tempat duduk khusus Ladies - yg diduduki oleh Bapak2 aja gitu! Salah satunya berdiri ngasih tempat duduknya ke sy, cihui, soalnya bis ini ngga lama penuh.
Kondekturnya, sangat berbeda dgn kondektur bis di Indo, ngga mau menerima uang Rupee yg sudah lusuh. Padahal sy kan juga dapatnya dari kembalian belanja di India. Sial.

Ketemu KFC senang banget, hehe. Pesan menu nasi + 2 fried chicken. Nasinya Basmati Pulao & ada kuah curry di tempat kecil. Daniel ternyata suka dgn curry, wew!
Keluar KFC, Daniel pamitan krn ternyata di Delhi ngga boleh ada konvoi tahun baru. Waks. Segala macam transportasi publik bakalan susah krn jalanan utama akan ditutup. Termasuk stasiun Metro, malam ini tutup jam 20:00. Mereka antisipasi teror kali ya. Polisi ada dimana2 & buat sy jadi terasa aman.

Saya & Anna lanjutin jalan2 sekitar Janpath. Ada banyak toko disini yg masih buka - toko buku, kaset, VCD, DVD sampai pedagang kaki lima yg jualan aksesoris India & buku bajakan LP. Sepasang anting khas India berhasil sy bayar 20 rupee aja ^_^.
Krn tdk berhasil cari auto, kita putuskan jalan kaki. Kita tanya polisi arah Paharganj & jalan kaki bersama masyarakat India lainnya. Untung aja suasana ramai & arah kita sudah benar; tinggal lurus aja ngga perlu nyebrang jalan, sampai di pintu masuk Paharganj sekitar jam 20:30. Yaay!

Sampai dikamar, kita bebersih trus packing. Makin mendekati tengah malam, makin terasa dingin. Suasana diluar hotel agak berisik; kebetulan jendela kamar kita menghadap jalanan Paharganj.
Sy nonton TV, kebetulan ada film & acara lokal tahun baru ala Bollywood stars. Rupanya acara2 tahun baru di India memang harus indoor. Kalaupun ada fireworks, entah dimana.
So this is a different kind of my new year celebration for 2009 to 2010.

1 January 2010 - WELCOME 2010

Terbangun jam 7:30, hwaaa.. it's freezing! Siap2 keluar jam 9 utk sarapan.
Pagi ini sy mau ketemuan dgn CS member Delhi, namanya Vijay. Dia mau ke Paharganj. Sambil nunggu dia muncul, sy & Anna keliling Paharganj. 
Backpacker area - Paharganj
Warung makan qt :D









Gang masuk Royal GH

Semrawutnya kabel listrik!













Wih, ternyata Paharganj juga tempat belanja yg seru kok! Segala macam toko ada, dari mulai buku, baju, suvenir sampai produk Himalaya. Kita keluar-masuk gang yg ada pilihan akomodasi, termasuk yg ada di Lonely Planet India. Tapi banyak diantaranya tidak bisa dihubungi via email utk reservasi dari JKT. Tertulis di papan harga dorm INR 100. Mantaps.
Temuan gw paling incredible pagi ini yaitu toko yg jualan celana model Aladin. Keren banget, harganya INR 300 ngga mau nego lagi. 
Kita akhirnya end up di toko serba ada; awalnya kita tertarik masuk krn lihat pajangan Himalaya didepan. Ngga taunya dibagian dalam toko jualan aksesoris India juga. Tapi kalau baju sih ngga, tepatnya sy juga ngga kepikir nanya. Udah heboh liat aksesoris murah2, wkwkwk.

Vijay akhirnya muncul setelah sempat telpon. Ampun, jadi walaupun dia orang Delhi selama 27 tahun, dia ngaku ngga pernah ke Paharganj! Dia minta sy kasih HP ke pemilik toko utk tanya arah; Vijay naik becak. 
Jadilah dia nemenin kita belanja, tepatnya sambil ngobrol dgn sy. Hi3.
Kelar belanja di toko ini, otw hostel sy ngelihat celana Aladin lagi & harganya INR 160 saja (setelah ditawar). Warnanya merah kombinasi ungu; loved it!


Setelah pisahan dgn Vijay, sy & Anna masuk kamar lalu siap2 check-out. Ransel2 kita titip dulu di lobi sementara kita ke kantor IRCTC buat mengurus tiket2 Anna yg mau dicancel berhubung dia mau sambung ke Nepal. Lokasi kantor IRCTC ngga jauh, sederetan dgn NDLS.
Sekalian dapat info kalau kereta kita ke Lucknow telat sekitar 3 jam 45 menit! D'oh!


Kita putuskan mengisi waktu dgn jalan2 ke Connaught Place. Kita naik Metro turun di stasiun CP. Hmm.. ngga salah kalau area ini direkomendasi utk belanja juga.
Masuk toko buku Jain; koleksi utk bahasa Inggris ada tapi biasa aja ngga selengkap bahasa India. Dipojokan ada gedung PVR Cinema; biasa banget kalau dilihat dari luar, kita ngga naik keatas utk melihat seperti apa lobi bioskopnya.
Masuk juga ke toko Planet Music; nah disini tempatnya kalau mau berburu CD, VCD & DVD asli India. Setelah dikurs, ngga semahal yg dibayangkan.


Jam 3 sore kita kembali ke Paharganj via stasiun Rajiv Chowk. Mampir dulu beli masala chai (dikasih taburan masala spice) yg cocok sekali diminum saat winter di India utara.
Ambil barang di hostel sekitar jam 4 langsung jalan kaki ke stasiun NDLS. Lihat di board infonya kereta kita ada di platform 8, udah sampai sana, ngga lama kedengaran info kalau pindah ke platform 9. Hadeuh.
Kita naik kelas 2 di gerbong A1. Kereta berangkat jam 5 sore.
Sekabin dgn seorang Bapak India; walaupun bahasa Inggrisnya tidak terlalu lancar, dia nolongin kita waktu pesan makan malam.
Saya pesan Biryani Pulao - dgn harapan tdk berasa pedas & too curry. Waktu makanannya datang, hmm..rasanya tetap pedas & berminyak! Hiks.
Seperti biasa tidak ada info jelas utk jam kedatangan di Lucknow. Saya pasang alarm jam setengah 1 pagi. Dapat kabar baru akan sampai jam 3 pagi. Benar aja, jam 3 lewat kita sampai di Lucknow. Prepaid booth auto-rickshaw nya masih buka.

2 Januari 2010 - Arrival Lucknow

Kita check-in di Hotel UP Gomthi, miliknya Pemda Lucknow. Walaupun jam 4 pagi, tetap aja ngisi log book dulu sebelum boleh ke kamar.
Kamar yg sy pesan jenis standar, ada kamar mandi dalam. Tanpa heater & mana tau kalau Lucknow itu sumpah mati dingin banget!
Selimut tebal yg dikasih ngga nendang sama sekali, malah terasa lembab. Ternyata jendela kamar kita hanya tertutup dgn semacam kawat nyamuk doang. Huaaa...ngga bisa tidur nyenyak deh.

Kebangun jam 8 pagi, siap2 utk sarapan. Masuk ruang makan di lantai 1 sekitar jam 9, penuh dgn tamu2 India. Ada 1 meja agak kosong krn cuman ada 1 cewek bule disitu. Saya permisi numpang sharing meja. Setelah kenalan, namanya Sophie dari Sydney, lagi travelling di India & mau ke Varanasi juga. Dia ketemuan cowoknya (orang Tibet) di New Delhi trus lanjut solo trip. Cuman dia penggemar bis; menurut dia selain murah juga seru.

Kebetulan Sophie udah booking taxi hotel buat keliling Lucknow hari ini, bayar INR 350. Tambah kita berdua, jadi tambah murah sharingannya. Kita berangkat jam 11:30; disupirin seorang Bapak yg sudah tua & tidak fasih berbahasa Inggris.


Spot I - Bara Imambara
Tiket foreigners INR 300. Tapi kita bisa masuk aja tanpa bayar kalau cuman mau keliling sambil motret. Entah apa yg dilihat didalam dgn membayar segitu mahal, mungkin ada museum (?). Krn cuaca mendung tanpa matahari sama sekali, alhasil temperatur terasa dingin banget. Jadi inget waktu berjuang adaptasi dgn awal Spring di Belanda, kok rasanya persis begini ya, berarti dibawah 10 derajat dong! Hiks.

Spot II - Husainabad Mosque
Harus bayar tiket tapi murah banget, INR 10. Arsitektur mesjidnya sangat berbeda dgn mesjid2 di Indo. Warnanya nuansa hitam-putih. It still looks beautiful, though.

Spot III - The Residency
It's an archaeological site - my kind of place. Tiket masuk foreigners INR 100. Anehnya, tiket yg dikasih tiket bekas & diminta balik di pintu keluar nanti. Saya ngga mau kasih, enak aja, udah di'rampok' sebagai turis asing masak tiket bekas mau  diambil lagi!
Kompleks ini luas, rapi & bersih. Sayang banget cuaca mendung & langit warna putih tdk mendukung padahal bangunan2nya cantik.
Hal lain yg sangat mengganggu adalah kelakuan orang2 lokal yg memanfaatkan tempat ini sebagai tempat pacaran. Mentang2 mereka gratis masuknya kali ya.

Spot IV - The Zoo / National Museum
Begitu tahu kalau tiket foreigners INR 300, kita langsung batal. Apalagi antrian orang2 lokalnya panjang benar. Ya sudahlah ngga rejeki ngelihat koleksi binatang di Lucknow, hehe.

Kita lanjut aja ke makan siang di restoran Moti Mahal. Salah satu rekomendasi didalam LP India. Lantai 1 jualan Indian sweets; restorannya di lantai 2. Kebetulan sedang penuh.
Kita dapat duduk dekat jendela. Saya pesan makanan chinese - mi siram kuah sayuran. Cukup sukses karena mi nya sama dgn mi ayam Indo ditambah rasa kuah yg sesuai lidah.

Selesai makan, sudah sekitar jam 15:30, kita mau cari Bapak supir & minta dia pulang duluan ke hotel. Kita nanti tinggal jalan kaki aja nanti. Sekarang mau lihat2 area belanja di Janpath Market of Hazratganj. Tapi ngga ketemu apapun yg menarik walaupun banyak toko2 kecil macam di Mayestik. Harga2 perhiasannya mahal banget. Saya juga udah ngga mood mau buat lukis tangan. Terutama krn di suhu disini dingin!

Lanjut muter2, kita ketemu warnet. Murah banget, INR 15 utk sejam, saking murahnya sampai sy pastikan lagi & lagi. Ha3. Nah, baru nih kita ngerasain prosedur nge-warnet di India; paspor kita dipinjam utk di scan! Hebat!
Sophie & Anna mau coba potong rambut di salon lokal. Salon mereka sederhana aja, ruangan potong rambut dll ada dilantai 2 & ukurannya kecil.
Kita mampir masuk toko Bakery disalah satu ruko kearah Hotel. Mirip nih dgn di JKT, pastry2nya lumayan enak & roti2 yg dijual juga terlihat yummy. Harganya mulai dari 5000an rupiah.
Kita makan malam dulu sebelum kembali ke Hotel. Ada sebuah restoran Thai-Chinese ngga jauh dari Hotel. Restorannya agak terlihat fancy dari luar & memang harganya mahal. Saya pesan sup ayam doang sekitar 20ribu rupiah.
Sampai di hotel lagi ada sedikit keramaian; ada pameran barang2 dari Gujarat di aula hotel. Ampun, pashminanya bagus2 banget & harganya mulai dari INR 550. Yg jutaan rupiah juga ada, pashmina dari Kashmir. Ngeces ngeliatnya.

Di lobi Hotel, kita bertiga foto bareng dulu, hehe. Trus makan dessert kue coklat yg tadi dibeli di Bakery, didalam dikamar sy & Anna.
Malam ini, saya baru dapat ide mau tidur pakai sleeping bag. Sukses, hangat & bisa tidur nyenyak sampai pagi.

3 Januari 2010 - Lucknow's train's nightmare

Bangun jam 7 pagi, kelar mandi langsung packing. Jam 9 sarapan dgn vegetarian sandwich & minum chai. Kita ke Bakery dulu beli bekal cemilan.
Balik ke Hotel, ambil ransel trus check-out. Dihitung semalam doang krn check-in nya udah masuk kemaren. Cihui!
Baru jam 10 kita ber3 gendong ransel keluar hotel, cari auto-rickshaw dijalan utama buat ke stasiun.

Stasiun kereta Lucknow bagus, bangunannya ala Victoria. Sampai didalam, kita cari loket buat tanya konfirmasi tiket waiting-list saya & Anna. Syukurlah, it's confirmed. Tinggal Sophie, yg mau ikutan naik kereta, ngga kebagian kelas Tier2AC kayak kita. Yg masih dijual hanya tiket kelas 2 ekonomi & ngga duduk. Tapi paling ngga sih nanti sekereta dgn kita.
Sial, pas liat papan info, kereta kita telat datang sekitar 3 jam!

Kita nunggu sambil beli samosa & chai di food junction. Sophie ngasih tau kalau butter naan itu enak; kita coba beli & memang enak, ngga ada rasa curry nyebelin itu.
Setelah kenyang, kita pindah ke Ladies waiting-room sampai sekitar jam 2 siang. Trus pindah ke platform 4 tapi sampai jam 3 kereta kita ngga datang juga.
Setelah nanya dgn salah satu cowok yg berdiri didekat kita, ternyata keretanya baru mau datang jam 17:25. 
Sampai jam 6 lewat ngga ada tanda2 keretanya muncul. Hiks. Kebagian sial menunggu kereta datang ditengah winter di India!
Setelah itu saya naik ke food junction buat beli samosa lagi. Udara dingin dgn temperatur yg makin ngedrop membuat kita perlu cemilan yg banyak. Kalau minum masala chai udah ngga kehitung berapa cup dari tadi.
Diatas saya sekalian cari tahu soal kereta kita; infonya akan datang jam 8 malam. Fiuuhh..konyol banget deh rasanya udah 8 jam menunggu & kedinginan di stasiun kereta Lucknow!

Balik ketempat Sophie & Anna, saya ajak mereka utk nunggu di Ladies waiting-room lagi. Biar ngga kedinginan berjam2 lagi.
Waktu mau naik, cowok yg tadi (ternyata dia pedagang dari Kashmir) minta no HP saya, katanya buat nge-sms kalau kereta kita datang (kebetulan dia memang mau naik kereta yg sama).
Sampai jam 9 malam, kereta kita belum nongol juga. Vijay sempat telpon, kata dia harusnya tadi sore kita langsung cancel tiket kereta & naik bis aja.
Info terakhir, kereta kita baru akan datang jam 11 malam. Rupanya, kalau winter di India, rawan kecelakaan kereta krn cuaca buruk bisa terjadi kapan saja. Kereta kita ngga bisa jalan demi keselamatan semua pihak, makanya lama banget bisa sampe di Lucknow.

It's been almost 13 damn hours of waiting! Finally, kereta kita datang di platform 5. Kita ber3 langsung ngabur ke coach A1.
Sophie ikutan masuk ke coach ini dulu, sayang kabin kita sudah ada isinya - pasangan India. Ceweknya belagu banget & simpan barang sembarangan dibawah berth saya & Anna. Karena dia ngga mau mindahin barangnya, yaudah saya geret aja kopernya ke tengah. Who the hell you think you are? Hi3.
Sophie masih nunggu sampai semua orang berada ditempatnya masing2. Ada satu berth yg kosong dipinggir jendela jadi sementara dia duduk disitu sampai pengecekan tiket.

Sophie akhirnya bisa beli tiket kelas 2 ditempat sama petugas pengecekan. Harganya lebih mahal tapi daripada disuruh pindah ke gerbong kelas ekonomi.
Setelah beres, kita pun tidur & saya pasang alarm jam 6 kurang.

4 Januari 2010 - Arrival Varanasi

Jam 6 kita dibangunkan oleh petugas yg semalam membagikan bantal, seprai & selimut. Kereta kita sudah sampai!
Buru2 beberes & antri di pintu keluar gerbong. Soalnya kereta ini masih akan lanjut. Yg turun di Varanasi banyaaak banget. Yg pada tiduran di lobi juga banyak, wkwkwk.
Diluar masih gelap, kita nunggu di kafe kecil dekat pintu keluar. Minum chai lagi trus masuk toilet umum.
Sempat ngobrol dgn orang Canada (Quebec) didalam kafe, dia mau ke Indonesia tapi batal terus krn bisanya cuman bulan Jan & Feb yg dia tahu musim hujan.

Setelah agak terang, kita keluar cari prepaid booth auto-rickshaw. Hadeuh, sekali lagi pengalaman yg tidak enak dgn orang2 India yg belagu. Mungkin buat orang2 India, Nepal itu lebih rendah kali ya. Jadilah pagi ini sy memaki satu orang krn dia sangka sy & Anna dari Nepal. Padahal supir ini bukan supir kita, tapi seperti biasa mereka membuntuti kita menuju auto-rickshaw yg sudah dibayar. Sucks!

Hotel yg saya reservasi dari JKT, Hotel Haifa, ternyata menyebalkan. Semalam sy sudah telpon waktu didalam kereta kalau kita telat datang karena delay berjam2. Sekarang, mereka minta dibayar semalam yg kita ngga pakai. Sumpah, saya yg tadinya semangat banget ke Varanasi, langsung ngedrop setelah 2 kejadian menyebalkan berturut2 begini.
Kita ber3 duduk di sofa didepan resepsionis Hotel, hopeless dgn staf2 disini, sampai akhirnya Sophie bilang dia mau ngecek hotel lain tapi jgn bilang kalau kita mau pindah.
Cukup lama sampai Sophie balik, dia bilang ketemu penginapan lain ngga jauh dari sini. Langsung aja kita cabut, ngga pake pamitan sama staf hotel yg menyebalkan ini.

Di penginapan yg baru, namanya Chainaya, lokasinya di lantai dua, diatas sebuah toko suvenir. Sebenarnya ini kamar standar dgn double-bed tapi bisa ditambah extra bed, kamar mandi dalam, tanpa TV & sarapan. Pemiliknya baik & sopan utk ukuran orang India utara - nanti kita baru tahu kalau dia sebenarnya berasal dari India Selatan.
Masalah penginapan beres, sekarang kita mau cari sarapan. Kita mau ke Sahi river-view Guesthouse (yg tadi sempat kita lihat juga) yg ada dalam LP India. Jalan menuju hostel ini parah, kotor & bau. Sedikit creepy. Restorannya ada di rooftop, overlooking Sungai Gangga. Sayangnya ada monyet2 berkeliaran, huaaa menakutkan!
Saya pesan roti bakar & minuman teh jahe campur madu + lemon - Sophie's idea - ternyata rasanya ngga asam & bikin nyaman tenggorokan.

Dari sini kita jalan2 keliling Ghat. Yg pertama tentunya Assi Ghat, yg terdekat. Sophie janjian dgn Dawa, orang Tibet juga.
Dawa ini punya kisah hidup yg amazing; dia melarikan diri dari Tibet ke India dgn berjalan kaki selama 22 hari. Dia mengantar kita keliling Varanasi dari pagi sampai malam.
Kita jalan disisi Ghat satu per satu sampai di Old City. Di beberapa Ghat banyak yg sedang mandi atau sekedar menceburkan diri kedalam aliran sungai Gangga. Kita juga melihat langsung proses pembakaran mayat, diantaranya seorang bayi/anak kecil.
Proses ini ngga boleh difoto; kalau ketauan motret pasti diteriakin sama orang lokal.


















Benar, the real India is so much felt around here.
Sampai di Old City, inilah real Varanasi - crowded! Tapi banyak toko2 menarik lho bikin mupeng.

Kita  makan siang ke salah satu restoran India yg direkomendasi Dawa. Saya ketinggalan dompet batik isi tisu & kaca disini, hiks. Makanan yg kita pesan enak, butter naan dkk - ala India banget, sepiring itu terbagi beberapa tempat berisi jenis2 makanan India. Rupanya orang India kalau makan ngga dicampur seperti di Indo, makanya ada 'pembagian' didalam piring.

Kita naik auto-rickshaw kembali ke stasiun kereta utk mengurus tiket masing2. Pas sy cek, tiket ke NJP masih berstatus waitlist. Saya juga minta Dawa mampir ke toko obat dipinggir jalan, batuk makin menggawat sepertinya. Hiks.
Kembali ke kamar, kita istirahat & bebersih dulu.









Jam 5 sore keluar lagi menuju Gath utama dekat Old City utk menyaksikan acara sembahyang ala Hindu. Ternyata ini acara yg paling dinantikan turis sepertinya. Ramai banget. Tetap saja selain manusia, sapi2 yg berkeliaran bebas juga ikut menyaksikan, seperti seekor sapi yg persis berada disamping saya. Ha3.



Setelah acara selesai, kita ber4 makan malam ke restoran India yg direkomendasi oleh Dawa lagi. 
Oia, Dawa malam ini membawa seorang anak kecil, ternyata anak ini tinggalnya di Hotel Haifa yg tadi pagi kita tinggalkan begitu saja. Namanya Anggit.
Saya pesan plain naan & cheese tomato; krn ngga sanggup makan menu India kayak tadi siang lagi.

Setelah itu kita pulang tanpa Dawa. Sophie jalan paling depan dgn Anggit. Saya jalan paling belakang sendirian; suasana Ghat udah sepi, sempat ketemu beberapa laki2 lokal, syukur aman saja. Di beberapa bagian Ghat ada yg gelap; beberapa anjing bebas berkeliaran. Di LP memang tidak direkomendasi utk berjalan2 di Ghat diwaktu malam hari.

Sampai di penginapan, ternyata semua masih pada mau nge-warnet dulu. Akhirnya kita baru masuk kamar jam 10an trus siap2 tidur.

5 Januari 2010 - Leaving Varanasi towards Darjeeling

Saya & Sophie mau sarapan di Openhand cafe & shop (ingat turis2 Amrik yg ketemu dikereta dari Jodhpur ke Delhi? mereka juga rekomendasi sy utk pergi kesini).
Tempatnya kecil aja, selain kafe, produk syal2 khas Indianya cantik2 banget. Ada tas & aneka suvenir lainnya. Masalah harga, jauhlah dari Paharganj, tapi sy akui kualitas keunikan barang2nya memang beda.
Saya beli bookmarks gambar khas India dari kertas natural
Kalau menu makanan & minumannya standar kafe Western
Perlakuan staf2nya cukup rasis terhadap sy (asumsi sy adalah orang India yg tinggal diluar India atau malah orang Nepal yg mungkin dianggap lebih rendah kastanya?); saya cuman bisa bersabar & sekali waktu harus juga mengeluarkan emosi kpd mereka. Apakah orang2 Indonesia, di Bali misalnya, rasis terhadap turis2 lokal? Rasanya ngga, kalaupun ia, ini mungkin karmanya yg sy rasakan selama berada di India utara.

OTW Chainaya, kita mampir di toko buku Harmony; disini saya akhirnya menemukan buku2 yg saya targetkan utk beli di India.
Kembali ke kamar, sy segera packing utk siap2 naik auto-rickshaw sekitar jam 2 siang. Saya janjian dgn Avinaash, supir auto yg kemarin sempat janjian dgn Sophie utk mengantar dia ke Sarnath.
Berhubung sy bukan berangkat via stasiun Varanasi, maka sy nego INR 250 utk diantar ke stasiun Mughal Serai. Avinaash setuju.
Ditengah perjalanan, kita melewati semacam sungai dgn jembatan yg cukup panjang, yg hanya bisa dilalui pejalan kaki, becak & auto-rickshaw.

Perjalanan ke stasiun MGS sekitar 45 menit. Avinaash sempat minta tambah tapi saya balas dgn senyuman doang trus buru2 kabur. Hi3.
Sampai di dalam stasiun, sy baru sadar kalau salah baca jadwal. Kereta sy bukan jam 15:30 tapi jam 18:30 - gubraks.
Jadilah sy menunggu di Ladies waiting-room selama 3 jam; ruangannya ngga sebagus di kota2 sebelumnya. Padahal tiket belum tau konfirm atau ngga. Tadi sempat mau tanya ke loket tapi batal krn yg antri cowok semua. Mau cari pelayanan turis asing, udah males krn diluar dingin apalagi mesti naik tangga & jalan agak jauh ke lantai atas. Mau ke pasar diluar stasiun udah terlanjur ngga mood padahal pengen cari cemilan. Masih adaptasi dgn kesendirian nih!

Sekitar jam 6 sore sy keluar mengecek platform & sekalian mencari tahu coach & nomor kursi nanti. Waktu kereta sudah datang, sy mencari nama diatas kertas2 putih yg ditempel, kok ngga ada? Berarti ngga konfirm ya. Pas tanya dgn petugas, katanya masuk aja lah. Saya asal masuk ke coach kelas 3AC, numpang nunggu disalah satu kabin yg isinya bule2.
Ada 1 cowok yg menegur pakai bahasa Inggris, sy sempat kira bukan orang India. Setelah tahu masalahnya & melihat tiket sy, dia bilang tunggu aja sampai staf pengecekan tiket datang.

Setelah petugas tiket datang, sy kasih lembaran PNR tanpa banyak omong. Sebenarnya, sy keingat dgn beberapa info yg sy baca sebelum berangkat ke India, bahwa penumpang dgn tiket yg tdk terkonfirmasi sama aja dgn tdk punya tiket. Setelah di cek di chart yg dia pegang, memang benar nama sy ngga ada, jadi dia bilang sy harus bayar penalty & beli tiket baru. Saya langsung setuju & bilang minta dikelas 2 aja dgn lower berth. Saya disuruh nunggu sampai dia kelar dgn tugasnya & mencarikan sy seat kosong.

Akhirnya, sy dapat tempat duduk, Alhamdulillah. Coachnya lumayan penuh tapi ada beberapa seat disana-sini yg masih kosong. Si petugas tadi sempat minta bayaran ekstra ke sy, ampun dah, sy kasih aja suvenir macam2 yg ketemu didalam ransel. Saya tanya dulu punya anak & katanya punya, jadi sy bilang suvenir2 ini kasih aja ke anaknya. Wkwkwk. Daripada ngasih cash langsung yg berkesan suap, mendingan diganti barang2 aja dah.
FYI, denda yg sy harus bayar sebesar INR 250.

Teman2 sekabin sy 2 orang laki2 tapi yg 1 hanya numpang ngecas hp nya aja ternyata. Dia sempat bantu pesan makanan, seperti biasa, kali ini sy pesan vegetarian Biryani. Setelah dia pergi, datang 1 Bapak agak tua yg langsung tiduran tapi pas dia kebangun mau siap2 turun, dia malah tertarik tanya masalah batuk sy. Berhubung dia dokter (katanya); langsung sy kasih lihat obat batuk yg dibeli di Varanasi.

Saya ke westafel di belakang sebentar & malah ketemu dgn si cowok yg tadi di gerbong kelas 3. Krn sy belum merantai backpack, sy ajak dia ke kabin. Dgn senang hati dia oke, duduk sebelahan dgn sy diatas berth. Pas sy tanya ceweknya gapapa ditinggal, dia jawab udah tidur. Wahaha. Kita tukaran no HP; sy putuskan utk ngasih krn dia sudah punya cewek.

Di stasiun berikut, 1 keluarga masuk ke kabin sy. Terdiri dari seorang Ibu, suami-istri & 1 anak perempuan. As usual, membawa koper2 besar. Untung rucksack sy sudah tersimpan baik dibawah berth & dirantai.
Saya sengaja ngga mau bangun, kebetulan memang udah tepar. Malam ini lumayan bisa tidur nyenyak krn berasa aman.

6 Januari 2010 - Arrival Darjeeling

Paginya, saya terbangun jam 8 kurang sesuai alarm HP. Rahul, cowok yg semalam, penting2nya telpon tanya sudah bangun belum. Tapi saya jadi tahu kalau kereta kita telat, bakal sampai NJP (stasiun sambungan ke Darjeeling) sekitar jam 9 lewat. Yaudah, saya kembali tiduran. Ngga taunya si Rahul malah nyamperin ke kabin. Tapi sekarang dia ngga enak mau masuk krn kabin sy penuh, hi3.

Ibu yg bersama suami-istri ini ternyata Ibu kandung si suami. Orangnya ramah & bahasa Inggrisnya bagus banget. Mereka tinggal di London! Anaknya kerja disana. Seperti biasa, menantunya tampak sombong, sama sekali tidak negur. Padahal suaminya juga ikutan ngobrol. Kebetulan banget NJP ini kampung mereka.

Kereta sampai di stasiun New Jaigalpuri sekitar jam 9:30. Keluar kereta, ketemu si Rahul lagi. Tapi malah enak ada yg nemenin sampai ketemu exit & konter informasi turis. Kalau ngga, rasanya sy bakalan tersesat.
Didepan konter, sudah ada pasangan bule di gerbong kelas 3 semalam. Saya tanya apakah mereka juga mau naik jeep ke Darjeeling. Ternyata ia, cihui dapat sharingan. Rahul pun pamitan.
Kita masih menunggu 2 orang cewek2 bule yg sedang mengurus tiket toy train mereka buat ke DJ. Jadi toy trainnya udah berangkat, ngga mau tahu ada penumpang2 yg datang telat krn kereta dari MGS delay. Untunglah sy pesan toy train buat pulangnya nanti.

Setelah ngumpul, kita ber5 turun kebawah, lobi stasiun. Disamperin supir jeep yg menawarkan private jeep (artinya yg naik hanya kita ber5 doang) seharga INR 1150. Sayang, Kevin, satu2nya laki2 di grup kita, hanya menawar 1000. Alhasil, nego di INR 1100.
Jeepnya, seperti yg dijanjikan, memang mobil baru, masih kinclong. Kevin duduk didepan bersama seorang anak kecil India. Hanna, pasangannya Kevin duduk dikursi tengah bersama saya. Mereka dari UK. 2 orang lagi, Bailey & Irene dari NZ, duduk dibelakang.

Kita berangkat sekitar jam 10 dari stasiun NJP. Jam 11:30 kita istirahat di Kurseong, ada WC umum & semacam warung buat beli snacks & chai pastinya. Lanjut lagi sekitar jam 12 siang & sampai di parkiran jeep di Darjeeling sekitar jam 2 kurang. Sebutan di LP: Jeep stand at HD Lama Road.

Kita ber5 pisahan krn hotel2nya ngga ada yg sama. Kalau saya sih belum punya bukingan yg fix. Dari jeep stand, saya jalan kaki sekitar 5 menit, menurun & menemukan Hotel 717. Tadi sempat kelewatan hotel Soner Bangla yg sempat sy kontak waktu di JKT tapi sy coba 717 aja deh.
Hotel 717 <www.hotel717.com> ternyata ada 2; 1 nya bernama Heritage, ngga jauh dari lokasi jeep stand.
Karena ingat kalau disini sudah off-peak season, saya pun dgn cuek minta kamar seharga INR 400 dgn resepsionis di Hotel 717. Alhamdulillah, ada!
Kamarnya dilantai 2 atau 3 saya lupa, twin bed dgn 3 lapisan selimut plus bed cover, kamar mandi dalam, keran air panas, TV & fully carpeted. Sayangnya tanpa heater. Ada jendela kamar menghadap ke jalanan depan Hotel.

Setelah beberes didalam kamar, saya menuju restoran Hotel, mau makan siang disini aja. Pesan nasi goreng & minum honey lemon tea - tapi krn ngga pake jahe jadi kurang nendang rasanya.
Setelah itu saya balik dulu kekamar buat ambil beberapa baju kotor, mumpung ingat mau laundry krn sy stay 2 malam di DJ.
Part of Alun2 DJ

Keluar dari hotel, saya lurus kejalan waktu datang tadi trus asal aja belok sana sini & ketemu dgn gereja. Setelah itu ke alun2; tdk sebesar alun2 di Shimla.
Dan karena sudah semakin sore, pemandangan gunung Himalaya di kejauhan semakin susah dilihat. Apalagi kabut mulai turun & temperatur semakin ngedrop.






Toko2 di Bazaar
Saya lanjut jalan sampai ketemu pasar, tepatnya kios2 tidak permanen disisi jalanan. Kalau di Indo saya yakin pedagang2nya pasti udah ngomong macam2 menawarkan dagangannya, tapi disini sama sekali ngga ada yg nawarin apa2. Hmm.. menyenangkan!






Kebetulan ada Vodafone store & saya masuk utk isi ulang. Sekali lagi berurusan dgn Vodafone menyebalkan ini. Saya minta isi ulang INR 200 tapi baru dikerjakan INR 100 & 10 menit lagi INR 100 akan menyusul. Saya bayar lunas. Eh hampir sejam kemudian, belum ada tuh pulsa INR 100 susulan. Haduh ampyun! Saya balik lagi & minta dikerjakan saat itu juga dgn komplain dulu sebelumnya. Pegawai cewek yg tadi menerima orderan sy juga masih disitu - she looks stupid.

Saya kembali lagi ke restoran disebelah hotel tempat mampir beli hot choco & sekarang pesan momo steam buat makan malam di Hotel. Restorannya cukup besar (utk ukuran India) & yg pasti ngga kumuh. Wkwkwk.
Kembali masuk kamar, saya minta air panas lalu nyalain TV. Malam ini super dingin. I think it reached 0 Celcius degree. Saya kembali meringkuk dalam sleeping bag dibawah 3 lapis selimut + bed cover.

By the way, servis Hotel ini sangat oke, setelah kemarin2 dapat pengalaman jelek melulu, rasanya Hotel ini yg paling jempol.

7 Januari 2010 - Still @ Darjeeling

Terbangun jam 7 pagi & tidur lagi sampai 9:30, kebo banget ya. Badan mulai berasa rontok ditambah batuk. Senangnya mandi dgn air panas ditempat dingin kayak disini.
Jam 11 kurang barulah keluar hotel cari makan. Saya balik ke restoran dekat Hotel, Kanika's vegie lovers namanya. Kali ini pesan nasi putih & sup. Nasi di India ngga ada yg enak. Chai yg sy pesan tumben2an terasa susunya doang.
View to Himalaya

Langsung lanjut jalan kaki kearah alun2; kali ini lebih ramai dgn para turis yg sedang duduk2 berjemur matahari. Saya pun mengikuti arah putaran tempat menikmati pemandangan kearah Himalaya. cuaca yg cerah ceria menjadikan foto2 pemandangan saya terlihat bagus.
Setelah itu tergoda melihat packaging teh DJ yg bagus2, saya masuk kedalam sebuah kafe & order secangkir teh. Hmm.. lebih enak teh Tongtji Indo!

So far jalan2 di DJ, atmosfirnya sangat berbeda. Orang2nya ngga ada yg staring, mungkin krn wajah2 mereka banyak kemiripan dgn orang2 Indo; salah satu staf Hotel sy mirip orang Sunda. Pokoknya ngga ada yg rese' seperti di kota2 sebelumnya. Mungkin memang orang2 India yg berasal dari West Bengal pembawaannya lebih sopan.

Ada beberapa restoran di sekeliling alun2, diantaranya Fiesta. Saya pilih makan siang disini, pesan nasi goreng telur & honey lemon tea lagi. Rasanya lumayan tapi tetap belum terlalu oke buat lidah Indo sy yg memang picky.
Selesai makan, saya lanjut jalan2 keluar masuk toko2 yg ada di sekitar alun2. Saya kepincut slippers bulu yg pastinya cocok banget buat tidur malam ini, harganya setelah dikurs sekitar 35ribu.
Mencari toko yg jualan teh DJ lebih murah tapi ngga ketemu, akhirnya beli di toko semacam mini mart. Sekalian cari cemilan biskuit, yg ngga terlalu banyak pilihan disini.

Balik dulu kekamar sekitar jam 3 sore utk nyicil packing.
Sebelum diluar gelap, saya keluar kearah Chowrasta buat cari makan malam. Ketemu resto Tasty Hasty. Sepertinya ini salah satu restoran yg populer, tamunya ramai banget. Saya pesan nasi putih & seporsi spring roll plus masala chai, hmm..ini baru makan enak. Sayang ketemunya baru hari terakhir, hiks.

Kembali ke Hotel, agak2 seram juga krn jalanan rada sepi setelah melewati bazaar. Alhamdulillah, ngga pakai nyasar. Sampai didalam kamar, seperti biasa, nonton TV trus packing.

8 Januari 2010 - Leaving Darjeeling to Kolkata

Ternyata saya salah prediksi, kesiangan pasang alarm HP jadi keburu2 takut ketinggalan toy train. Padahal mesti packing terakhir & ngosongin perut di toilet. Alhasil, baru sekitar jam 8:45 turun ke resepsionis utk check-out.
Saya sekaligus mengucapkan terima kasih utk pelayanannya. Semalam sy tambah terkesan, tiba2 ada staf datang kekamar buat ngasih bantal karet warna biru berisi air panas. Katanya utk dileher supaya hangat. Berarti mereka perhatian krn tahu sy sedang batuk parah.
Saya berjanji dalam hati sesampainya di JKT mau tulis review bagus buat Hotel 717 biar semakin banyak tamunya. ^_^

Sebenarnya stasiun kereta tidak jauh dari Hotel tapi krn sy ngga tahu arah jadilah sempat kelewat. Untung ketemu dgn polisi & orang2 dijalan yg bisa komunikasi bahasa Inggris dgn baik.
Sampai didalam stasiun sudah sekitar jam 9, tapi keretanya masih ada sih. Masalahnya tinggal menyebrang platform sambil lari2. Alhamdulillah, ngga ketinggalan kereta!
Gerbong sy kosong, jadi ngga ada teman berbagi kursi. Great! Selain orang2 India, ada 1 cowok Cina/Korea. Kereta baru berangkat jam 9:15; tau gitu ngga perlo seheboh tadi yak.

Toy Train DJ lebih bagus daripada yg di Shimla namun gerbongnya tidak sepanjang disana. Warnanya biru tua, sayang tempat duduknya kurang nyaman.
Pemandangan dijalan bagus tapi setelah 3 jam, sy mulai bosan.
Sekitar jam 12 siang kereta berhenti di Kurseong & stop selama 15 menit.
Akhirnya kita sampai di stasiun NJP jam 17:15, fiuh... it's been 8 hours!

Saya menuju platform 1, kereta belum datang. Belum ada passenger chart yg dipasang. Food court sudah tutup; Ladies waiting room ngga ada, jadi sy nunggu didalam upper class waiting room. Toiletnya harus bayar, 2 rupee kalau ngga salah. Penjaganya cewek, baik juga krn mau sy minta tolong jaga ransel besar waktu keluar cari cemilan sebentar. Beli samosa tapi rasanya asin, huek, untung kulitnya masih enak dimakan.

Kereta datang jam setengah 8 lewat; kali ini saya mau naik kelas 1 lagi. Deg2an krn takut sekabin laki2 semua & lebih parahnya kalau bukan turis2 asing!
Saya masuk di coach B; didalamnya sudah ada 2 orang laki2 India. Kebetulan salah satunya di berth atas sy & satunya sibuk dgn laptopnya. Mereka terlihat baik2 aja.
Sementara kereta belum jalan, jendela kita sempat disemprot air utk dibersihkan. Kejadian yg lain membuat sy sempat shock, petugas polisi India menyisir kabin satu persatu dgn melepas anjingnya kedalam setiap kabin. Anjingnya bukan herder, yg warna putih dgn tampang yg baik itu lho, tapi tetap aja galak kan. Lah, kalau pas salah satu tas penghuni kabin sy bawa ganja atau bom, apa ngga langsung heboh ditempat?!
Saking shocknya, sy tanya ke salah seorang Bapak2 ini, ada apa? Ternyata, kemungkinan ada isu teroris jadi begitulah standar pemeriksaan polisi India - sudah biasa katanya. Gubraks!

Anyway, kereta baru berangkat jam 20:15 - jadi sekitar 15 menit delay buat pengecekan polisi. Utk makan malam, sy pesan Egg Biryani - nasi dgn telor gulai, which is not so bad although too sticky.
Menjelang tengah malam, ada 1 orang laki2 lagi masuk tapi sy udah ngga peduli krn udah berasa aman dgn 2 orang Bapak2 yg dari awal disini. Pintu kabin dikunci dari dalam, hmmm...mau bilang apa, demi keamanan kita juga kan. Berdoa & tidur.

9 Januari 2010 - Back in Kolkata

Seingat saya mestinya sekitar jam 6 pagi udah sampai Kolkata (Sealdah stasion). Ternyata telat 3 jam!
Krn sy berbasa-basi tanya ke Bapak2 dgn laptop, dia bilang akan turun di Sealdah juga & sy bisa tag along sampai ke taxi stand. Alhamdulillah, nanti ngga perlu celingukan cari jalan yg benar. He3.
Antrian di prepaid booth taxi sudah panjang. Berhubung arah dia berbeda dgn sy (katanya), jadi kita pisahan taxi. Dia ngasih kartu nama, namanya Sajeet & kantornya Lafarge Cement India. Wahaha - what a small world.

Setelah masuk kedalam taxi, tinggal ngasih alamat Sunflower Guesthouse. Supirnya ngga tau dimana persisnya lokasi hostel. Tapi udah berada di jalanan yg benar sih. Mana supir taxi ini ngga bisa bahasa Inggris, akhirnya sy telpon ke hostel minta dijelasin ke supirnya langsung. Ngga lama kemudian, sampai deh di Sunflower. Ketemu lagi dgn lift jadul, hi3.

Check-in kelantai 5 & kamar yg tersedia AC dgn harga INR 1000, kamar mandi dalam tanpa sarapan. Terpaksa diambil dulu.
Kamarnya dilantai 5 yg sekaligus tempat reception; ngga enaknya lift disini hanya sampai kelantai 4 lalu sambung tangga biasa.
Masuk kamar, beberes trus mandi. Mau buru2 keluar beli makan di KFC.

Saya pesan nasi dgn 2 ayam goreng - mantaps. Keluar dari KFC, sy putuskan utk mencoba menyusuri Park street, sampai ketemu dgn stasiun Metro. Sekalian aja mencoba Metronya Kolkata. Ugh, beda dgn di Delhi, ngga sebagus disana. Atau mungkin Kolkata sudah punya lebih dulu? Stasiunnya juga biasa aja tapi it's a metro stasiun and not just a train station like ours.
Keluar di stasiun Rabindra, ketemu Elgin street. Niat saya mau cari toko buku Crossword tapi ketemunya Forum - semacam shopping plaza. Ada supermarketnya tapi kecil doang.
Keluar dari Forum, saya ketemu cafe Barrista, yg pernah diinfo Sophie menjual sesuatu yg enak. Saya lupa tepatnya makanan atau minuman apa yg direkomendasikan Sophie. Waktu sy sms, ngga ada delivery reportnya. Akhirnya saya pesan hazelnut capuccino & brownies - hmm...rasa kuenya ngga enak.
Cukup lama saya duduk di Barrista, sekalian ngabisin waktu krn belum punya ide mau kemana lagi.

Sekarang saya mau balik masuk ke department store di Forum. Iseng lihat2 bagian aksesorisnya, dapat gelang kaki deh. Disainnya sederhana aja makanya harganya juga murah.

Dgn Metro saya kembali ke Park street & masuk KFC lagi. Lanjut ke toko buku Oxford sampai sekitar setengah 7 malam.
Diluar udah gelap, jadi malas mau kemana2 lagi. Mampir di Mc D utk beli cemilan aja.
Sampai di hostel, langsung masuk kamar, nonton TV (untung ada TV), beberes trus mandi.

10 Januari 2010 - Last day in Kolkata

Pagi ini males2an aja didalam kamar.
Baru keluar jam 11an. Pas sampe stasiun Metro terdekat kok masih tutup ya. Ada bule cewek yg juga kebingungan, tapi krn dia cuman mau ke Victoria, dia mau jalan kaki aja.
Saya balik arah masuk ke Mc D, beli minuman coklat panas.
Sejam kemudian balik ke stasiun Metro, eh masih tutup. Buset, pasang pengumuman kek!
Hopeless, saya terusin jalan kaki & ketemu Citibank. Kebetulan sekalian perlu dgn ATM & bisa tanya ke securitynya jam berapa Metro buka. Ternyata, hari Minggu baru buka jam 2 siang. Hadeuh.

Saya pun nekat, mencegat taksi. Gaya banget dah. Setelah duduk, saya bilang ke supirnya mau ke South city Mall & minta pakai argo. Kebetulan saya pegang peta jadi agak yakin kalau arahnya sudah benar. Alhamdulillah, sampai ditempat yg benar dgn selamat. Ongkos taxi INR 85.
Masuk mall, baru nih lumayan bagus. Food courtnya penuh konter makanan India jadi saya makan KFC lagi deh. Toko2 lain ngga ada yg spesial termasuk department store 'Shopper's Stop'.

Keluar dari Forum, saya mau balik pakai Metro aja. Tapi pakai apa ya ke stasiun Metro terdekat. Kebetulan ngelihat auto-rickshaw  diluar seperti lagi ngetem menunggu penuh. Langsung dapat ide, sepertinya disini bisa sharing auto deh.
Saya kebagian disamping supir. Ngga lama ada yg turun, sy disuruh pindah ke belakang. Ada yg turun lagi, sy geser kedalam. Ha3, unik banget kan!
Sampai di stasiun Metro, tinggal sy sendiri. Ongkosnya cuman INR 5 - can you believe it!!

Naik Metro sampai ke stasiun Park Street. Trus ke Oxford lagi, mau cari buku obralan buat ponakan2.
Makan malam di MC D & langsung balik ke hostel. Duh, batuk rasanya tambah parah aja! Hiks.

11 Januari 2010 - LEAVING India

Selesai mandi, packing & ke Mc D buat sarapan. Sekalian mampir lagi ke Music World & Oxford sebentar doang. Ngga ada ide mau kemana lagi; sempat mau cari mini mart atau pasar tapi ngga sukses. Masuk Mc D lagi beli capuccino yg malah memperparah batuk sy. Hiks.
Makan siang dulu ke KFC & balik ke hotel. Baru sadar kalau disebelah Sunflower ada klinik. Saya mampir ke apotik kecil dibagian depan utk beli obat batuk. Apa aja dulu deh buat sementara.
Jam 12an balik ke kamar utk persiapan check-out, titip dulu ranselnya disini. Masih ada waktu 1 jam sebelum harus cari taksi buat ke Bandara Kolkata. Keluar hotel, jalan2 aja sekitaran area yg selalu sy lewatin, kalau kejauhan takut kesasar! Hi2.

Saya perhatikan didepan hostel ngga ada taxi mangkal seperti waktu itu. Setelah ambil ransel keatas, sy putuskan mencari taksi dijalanan besar aja. Ada yg berhenti pas baru sampai di belokan, sy masuk dgn pedenya, bilang ke Bandara & supirnya pun menyalakan argo. So far so good. Perjalanan ke Bandara lancar, sekitar 50 menit sudah sampai di terminal Internasional. Harga di argo sekitar INR 200.

Terminal Internasionalnya biasa saja. Tidak terlalu ramai. Disini, kalau sudah masuk ke dalam area check-in, ngga boleh keluar lagi. Mungkin ini prosedur standar safety India.
Waktu sy duduk di lobi, ada cewek India yg negor, namanya Seema. Dia tinggal di Kolkata & akan naik pesawat yg sama dgn sy. Tujuan dia ke Kuala Lumpur mau survey supplier bahan pakaian krn dia bekerja sebagai fashion designer disalah satu Butik di Kolkata.
Jadi kita barengan check-in sampai boarding. Seema nekat minta keluar lagi setelah check-in, ngga perduli dilarang security Bandara. Hi3. Saya ngikut aja, krn kita sebenarnya hanya mau cari cemilan & minuman. Lagian didalam ngga ada toko sama sekali. Akhirnya securitynya pasrah cuman minta hand-luggage kita ditinggal didekat mereka.

Konter check-in Air Asianya dodol banget. Kita minta duduk barengan ngga dikasih tapi ternyata didalam pesawat masih banyak bangku kosong. Saya terpaksa stuck duduk bersama laki2 India yg sumpah ngga punya manner banget. Mudah2an orang2 Indonesia ngga separah ini ya kalau diluar negri *ngga yakin juga sih*.
Pesawat take-off jam 16:50 pm.

Ditengah perjalanan, Seema nyamperin sy & bilang utk pindah aja keseberang kanan kursi dia krn kosong. Dgn senang hati sy pindah daripada duduk bersama cowok2 India yg ngga sopan. Hi3.
Landing jam 23:00 waktu Malaysia. Ada Bapak2 India yg sudah tua yg berdiri dari kursinya saking pengen lihat ke jendela - OMG, kayaknya ini pengalaman pertama dia naik pesawat! Baru di bandara LCCT aja udah kayak gitu, gimana kalau mendarat di KLIA. wkwkwk.

BTW, baru terpikir nih, ini pertama kali mendarat di LCCT hampir tengah malam seperti sekarang, will I survive getting to my hostel later?

12 Januari 2010 - Returning Indonesia via Kuala Lumpur

Saya sempat deg2an krn harus melewati sensor kesehatan Malaysia. Haduh, sy kan lagi batuk berat. Tahan napas spy ngga batuk sambil melewati sensor. Selamat! He3.
Setelah imigrasi KL, sy ambil ransel & pamitan Seema. Sepertinya dia mau naik taksi ke hotelnya didaerah Bukit Bintang.

Setelah beli tiket SkyBus, sy mauk kedalam bis & nunggu penuh sampai sekitar tengah malam. Saya ngga ngira kalau bisnya bakalan ngetem, tau gitu tadi sempat beli Mc D dulu ya.
Sekitar 45 menit perjalanan ke KL Sentral. Keluar dari bis, sudah ditunggu para supir taksi tanpa argo.
Padahal diujung ada konter vocer taksi, cuman sy belum sempat lihat masih buka atau ngga.

Kebetulan ada Bapak2 India yg tadi waktu turun pesawat negur & minta info hostel di KL. Dia cuma transit mau ke HCMC besok pagi. Ternyata dia ada didalam SkyBus yg sama dgn sy. Sekarang dia minta sharing taksi ke hostel sy sekalian cari kamar disana.

Saya berhasil dapat taksi dgn harga 20 RM ke hostel Backhome yg sy sudah booking dari JKT.
Sampai di Backhome sekitar jam 1 lewat; receptionnya masih buka.
Kasian si Bapak2 tadi, kamar disini habis jadi dia langsung keluar cari hotel lain sekitar sini.
Saya pesan lower-bed di female dorm isi 4 orang. Kamarnya no 402B. Ber-AC, dapat seprai & sarapan, ada fasilitas loker besar didalam kamar (tanpa gembok). Penghuninya baru 1 orang & sudah tidur, jadi sy bisa kecilkan AC menjadi 26 derajat aja.
Kamar mandi berderet2 diujung koridor luar, terpisah antara toilet dgn tempat shower.
Overall, everything looks nice - maybe because this hostel is still newly exist.
Setelah bebersih, sy mencoba tidur dgn selimutan winter shawl.

Jam 9 pagi terbangun. Setelah mandi dll, turun kebawah utk sarapan. Standar Western, roti bakar, teh & kopi.
Jam 11 saya check-out, titip ransel & langsung cabut ke KLCC pakai LRT dari stasiun LRT Mesjid Jamek yg lokasinya dekat banget dgn hostel ini.
Di KLCC, tujuan sy pengen makan siang yg lezat. Langganan sy makan ada di konter nasi campur & minum teh tarik. Yummy!
Selebihnya, ke Kinokuniya beli majalah, Vincci, Watsons & supermarket utk beli Beryl's buat oleh2.

Kembali ke hostel utk siap2 ke LCCT lagi. Keluar jam 15:30, naik LRT ke KL Sentral. Setengah jam kemudian, naik Aerobus krn SkyBus sudah penuh. Aerobus lebih murah 1 RM.
Di LCCT, konter check-in tidak terlalu ramai, mungkin banyak yg pakai fasilitas web check-in dll.
Setelah beres, sy makan KFC di Food Garden; nasinya lebih enak daripada nasi putih KFC Indo.

Menuju ruang Boarding T12 & mulai antri masuk pesawat. Saya kebagian kursi paling belakang, sendirian. Enak bisa selonjoran. Sebetulnya kita udah rapi duduk didalam pesawat sebelum jam 7 tapi ada sedikit masalah dgn bagasi jadi baru take-off jam 19:20 malam.
Di perjalanan sempat beberapa kali turbulens, bikin cemas & ngga bisa tidur.
Landing JKT sekitar jam 9 kurang; udah malah pakai Damri, langsung aja ke antrian Express. Alhamdulillah, home sweet home.

++++++++++++++++++++++
There, my adventure in India - never regret visiting Incredible India ! The southern part is waiting for me.. LOL.